
Rupiah Melemah, VIVA Rugi Hampir Rp 500 Miliar
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 November 2018 13:42

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mengalami kerugian lumayan besar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Jumlah rugi yang diderita perusahaan mencapai Rp 498,04 miliar, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan masih mencatatkan untuk senilai Rp 30,98 miliar.
Kerugian ini terjadi karena meningkatnya beban usaha perusahaan sepanjang periode tersebut, dari Rp 1,44 triliun di akhir September 2017 menjadi Rp 1,75 triliun di akhir September tahun ini.
Selain itu juga terjadi kenaikan beban bunga dan beban keuangan menjadi Rp 338,26 miliar, dari periode sembilan bulan tahun lalu yang sebesar Rp 250,50 miliar.
Tak hanya itu, perusahaan juga mengalami rugi selisih kurs cukup besar mencapai Rp 344,61 miliar, dari sebelumnya hanya senilai Rp 6,71 miliar.
Kenaikan beban ini sayangnya tak mampu ditahan oleh pemasukan perusahaan pada periode ini lantaran pendapatan hanya tumbuh tipis dari Rp 1,93 triliun menjadi hanya senilai Rp 1,95 triliun.
Nilai laba per sahamnya ikur tergerus dalam, dari periode yang sama tahun sebelumnya dari Rp 1.882/saham akhir kuartal ketiga tahun lalu menjadi minus Rp 30.250 di akhir kuartal ketiga 2018.
Meski demikian, nilai kas dan setara kas perusahaan naik menjadi Rp 158,55 miliar dibanding dengan akhir tahun lalu yang sebesar Rp 81,35 miliar. Nilai aset total menjadi sebesar Rp 8,42 triliun, terdiri dari aset lancar Rp 4,16 triliun dan aset tak lancar mencapai Rp 4,25 triliun.
Total liabilitas naik menjadi Rp 6,10 triliun dalam sembilan bulan terakhir dari Rp 4,05 triliun di akhir Desember 2017. Dengan liabilitas jangka panjang mencapai Rp 2,61 triliun dan jangka pendek senilai Rp 3,49 triliun.
Total ekuitas bernilai sebesar Rp 2,31 triliun, malah turun dari posisi di akhir 2017 yang sebesar Rp 2,78 triliun.
(roy/roy) Next Article Harga Saham Media Grup Bakrie Kembali Menggeliat, Ada Apa?
Kerugian ini terjadi karena meningkatnya beban usaha perusahaan sepanjang periode tersebut, dari Rp 1,44 triliun di akhir September 2017 menjadi Rp 1,75 triliun di akhir September tahun ini.
Kenaikan beban ini sayangnya tak mampu ditahan oleh pemasukan perusahaan pada periode ini lantaran pendapatan hanya tumbuh tipis dari Rp 1,93 triliun menjadi hanya senilai Rp 1,95 triliun.
Nilai laba per sahamnya ikur tergerus dalam, dari periode yang sama tahun sebelumnya dari Rp 1.882/saham akhir kuartal ketiga tahun lalu menjadi minus Rp 30.250 di akhir kuartal ketiga 2018.
Meski demikian, nilai kas dan setara kas perusahaan naik menjadi Rp 158,55 miliar dibanding dengan akhir tahun lalu yang sebesar Rp 81,35 miliar. Nilai aset total menjadi sebesar Rp 8,42 triliun, terdiri dari aset lancar Rp 4,16 triliun dan aset tak lancar mencapai Rp 4,25 triliun.
Total liabilitas naik menjadi Rp 6,10 triliun dalam sembilan bulan terakhir dari Rp 4,05 triliun di akhir Desember 2017. Dengan liabilitas jangka panjang mencapai Rp 2,61 triliun dan jangka pendek senilai Rp 3,49 triliun.
Total ekuitas bernilai sebesar Rp 2,31 triliun, malah turun dari posisi di akhir 2017 yang sebesar Rp 2,78 triliun.
(roy/roy) Next Article Harga Saham Media Grup Bakrie Kembali Menggeliat, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular