
Jelang Rilis PDB Indonesia, Rupiah Melemah di Hadapan SGD
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
05 November 2018 09:52

Jakarta, CNBC Indonesia- Jelang pengumuman rilis pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2018, kurs rupiah bergerak melemah terhadap dolar Singapura saat ini.
Pada Senin (5/11/2018), pukul 09:16 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.890,91. Rupiah melemah 0,18 % dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada siang nanti, dijadwalkan akan mengumumkan rilis PDB Indonesia periode kuartal III-2018. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB tumbuh sebesar 5,14% secara year-on-year (YoY) atau lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,27% YoY.
Perkiraan ekonomi yang melambat disebabkan beberapa faktor. Pertama, konsumsi rumah tangga yang minim faktor pendorong. Sebagai variabel yang menyumbang lebih dari 50% PDB, nyaris tidak ada momentum yang bisa mendorong kenaikan variabel ini. Terlebih periode Ramadan-Idul Fitri dan pemberian gaji tambahan kepada Abdi Negara sebagai salah satu pendorong konsumsi, telah terjadi di kuartal II-2018.
Kedua, investasi melambat. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis Realisasi investasi pada kuartal III-2018 mengalami kontraksi alias minus 1,6% YoY. Itu hanya dari sisi swasta. Sementara investasi pemerintah berupa barang modal juga agak sulit diharapkan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan penundaan impor barang modal dan bahan baku untuk proyek-proyek infrastruktur non-prioritas. Akibatnya, Sepanjang Januari-September 2018 belanja modal pemerintah terkontraksi 5,7% YoY.
Ketiga, defisit neraca perdagangan. Sepanjang kuartal III-2018, neraca perdagangan defisit US$ 2,72 miliar. Bahkan lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$ 1,37 miliar.
Kombinasi ketiga faktor ini memicu spekulasi jika ekonomi Indonesia akan melambat pada kuartal III-2018, Mengapa? Seperti yang kita ketahui, variabel pembentuk PDB Indonesia terdiri dari konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan net ekspor. Ketika mayoritas variabel tersebut mengalami penurunan, tentu berdampak kepada realisasi PDB yang ikut turun.
Di sisi lain, proyeksi perlambatan ekonomi memberikan sentimen negatif bagi rupiah. Imbasnya, mata uang garuda tertekan di hadapan dolar Singapura Sementara itu, pelemahan yang terjadi menyebabkan harga jual dolar Singapura bertahan di level Rp 11.100/SG$. Berikut data kurs mata uang tersebut di empat bank utama nasional hingga pukul 09:35 WIB:
Pada Senin (5/11/2018), pukul 09:16 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.890,91. Rupiah melemah 0,18 % dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Perkiraan ekonomi yang melambat disebabkan beberapa faktor. Pertama, konsumsi rumah tangga yang minim faktor pendorong. Sebagai variabel yang menyumbang lebih dari 50% PDB, nyaris tidak ada momentum yang bisa mendorong kenaikan variabel ini. Terlebih periode Ramadan-Idul Fitri dan pemberian gaji tambahan kepada Abdi Negara sebagai salah satu pendorong konsumsi, telah terjadi di kuartal II-2018.
Kedua, investasi melambat. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis Realisasi investasi pada kuartal III-2018 mengalami kontraksi alias minus 1,6% YoY. Itu hanya dari sisi swasta. Sementara investasi pemerintah berupa barang modal juga agak sulit diharapkan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan penundaan impor barang modal dan bahan baku untuk proyek-proyek infrastruktur non-prioritas. Akibatnya, Sepanjang Januari-September 2018 belanja modal pemerintah terkontraksi 5,7% YoY.
Ketiga, defisit neraca perdagangan. Sepanjang kuartal III-2018, neraca perdagangan defisit US$ 2,72 miliar. Bahkan lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$ 1,37 miliar.
Kombinasi ketiga faktor ini memicu spekulasi jika ekonomi Indonesia akan melambat pada kuartal III-2018, Mengapa? Seperti yang kita ketahui, variabel pembentuk PDB Indonesia terdiri dari konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan net ekspor. Ketika mayoritas variabel tersebut mengalami penurunan, tentu berdampak kepada realisasi PDB yang ikut turun.
Di sisi lain, proyeksi perlambatan ekonomi memberikan sentimen negatif bagi rupiah. Imbasnya, mata uang garuda tertekan di hadapan dolar Singapura Sementara itu, pelemahan yang terjadi menyebabkan harga jual dolar Singapura bertahan di level Rp 11.100/SG$. Berikut data kurs mata uang tersebut di empat bank utama nasional hingga pukul 09:35 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.696,00 | Rp 11.017,00 |
Bank BNI | Rp 10.823,00 | Rp 11.083,00 |
Bank BRI | Rp 10.828,97 | Rp 11.019,05 |
Bank BCA | Rp 10.768,00 | Rp 10.994,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Rupiah Lanjutkan Pelemahan terhadap Dolar Singapura Hari Ke-3
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular