
Rupiah Lanjutkan Pelemahan terhadap Dolar Singapura Hari Ke-3
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
14 August 2018 10:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Pagi ini, pelemahan rupiah di hadapan dolar Singapura memasuki hari ketiga. Faktor defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesia pada kuartal II-2018 menjadi pemberat rupiah kali ini.
Pada Selasa (14/8/2018) pukul 09:23 WIB, S$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.617,19. Rupiah melemah 0,13 % dibandingkan perdagangan kemarin. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 26 Juli 2018.
Sementara itu, harga jual dolar Singapura mulai mengintip Rp 10.800/US$. Berikut data perdagangan dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:10 WIB:
Rupiah sedang didera cobaan akhir-akhir ini. Tidak hanya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), terhadap dolar Singapura pun cenderung lesu. Ancaman krisis Turki akibat anjloknya lira memang menganggu stabilitas mata uang global baik dolar Singapura maupun rupiah.
Namun, jika kedua mata uang itu saling dihadapkan akan berbeda ceritanya. Faktor rilis data dari dalam negeri lah pembedanya. Produk domestik bruto (PDB) Singapura di kuartal II tumbuh 3,9% secara tahunan (year-on-year/ YoY), melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 2,9% YoY.
PDB Indonesia juga tumbuh di 5,27% atau lebih tinggi dari periode yang sama di 2017 sebesar 5,01% YoY. Namun pembeda kedua perekonomian tersebut terletak pada defisit transaksi berjalan.
Pada kuartal II, transaksi berjalan (current account) Indonesia masih tekor US$ 8,03 miliar atau 3,04% dari PDB. Angka ini lebih dalam dari kuartal sebelumnya US$5,72 miliar (2,21% PDB) atau dari periode yang sama 2017 sebesar US$ 4,7 miliar (1,86% PDB).
Sementara, Singapura menunjukkan surplus transaksi berjalan 2,99% terhadap PDB. Kondisi yang saling bertolak belakang ini memunculkan persepsi bahwa daya tahan ekonomi Negeri Singa lebih kuat dibandingkan Indonesia dalam menghadapi ancaman eksternal.
Kondisi ini yang menyebabkan investor lebih mengapresiasi pasar keuangan Singapura dibandingkan Indonesia. Ini terlihat dari aksi jual investor asing di bursa saham hari ini yang mencapai Rp 189,32 miliar (per pukul 09:21 WIB).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Selasa (14/8/2018) pukul 09:23 WIB, S$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.617,19. Rupiah melemah 0,13 % dibandingkan perdagangan kemarin. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 26 Juli 2018.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.438,00 | Rp 10,737,00 |
Bank BNI | Rp 10.523,00 | Rp 10.783,00 |
Bank BRI | Rp 10.516,19 | Rp 10.715,07 |
Bank BCA | Rp 10.492,00 | Rp 10.717,00 |
Namun, jika kedua mata uang itu saling dihadapkan akan berbeda ceritanya. Faktor rilis data dari dalam negeri lah pembedanya. Produk domestik bruto (PDB) Singapura di kuartal II tumbuh 3,9% secara tahunan (year-on-year/ YoY), melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 2,9% YoY.
Pada kuartal II, transaksi berjalan (current account) Indonesia masih tekor US$ 8,03 miliar atau 3,04% dari PDB. Angka ini lebih dalam dari kuartal sebelumnya US$5,72 miliar (2,21% PDB) atau dari periode yang sama 2017 sebesar US$ 4,7 miliar (1,86% PDB).
Sementara, Singapura menunjukkan surplus transaksi berjalan 2,99% terhadap PDB. Kondisi yang saling bertolak belakang ini memunculkan persepsi bahwa daya tahan ekonomi Negeri Singa lebih kuat dibandingkan Indonesia dalam menghadapi ancaman eksternal.
Kondisi ini yang menyebabkan investor lebih mengapresiasi pasar keuangan Singapura dibandingkan Indonesia. Ini terlihat dari aksi jual investor asing di bursa saham hari ini yang mencapai Rp 189,32 miliar (per pukul 09:21 WIB).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular