
Pemerintah Genjot Infrastruktur, Laba PTPP Malah Anjlok 11,6%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
31 October 2018 13:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah selama empat tahun terakhir gencar melakukan pembangunan infrastruktur hingga ke daerah dan mayoritas pembangunan ini digarap oleh perusahaan kontraktor badan usaha milik negara (BUMN). Namun di tengah banyaknya proyeknya yang digarap, PT PP Tbk (PTPP) justru mengalami penurunan laba bersih mencapai 11,64%.
Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih perusahaan BUMN ini sepanjang sembilan bulan tahun ini turun menjadi Rp 874,67 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar RP 989,97 miliar.
Padahal pendapatannya naik tipis menjadi Rp 14,78 triliun di akhir September lalu atau sebesar 7,45% dari Rp 13,76 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Kontribusi pendapatan terbesar disumbangkan oleh jasa konstruksi yang menyumbang sebesar Rp 9,69 triliun ke pendapatan, kemudian diikuiti oleh EPC sebesar Rp 2,90 triliun dan Rp 1,84 triliun dari usaha Properti dan related. Lainnya disumbang oleh usaha energi, pracetak, peralatan dan infrastruktur.
Karena penurunan laba ini, nilai laba per sahamnya juga tergerus dari sebelumnya Rp 160/saham menjadi hanya sebesar Rp 141/saham.
Turunnya laba bersih ini terjadi karena meningkatkan beban pokok pendapatan yang mencapai Rp 12,55 triliun dari sebelumnya hanya Rp 11, 76 triliun dan beban usaha naik menjadi Rp 600,05 miliar dari Rp 442,36 miliar.
Selain itu, juga terdapat beban bunga yang naik menjadi Rp 463,88 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 237,90 miliar.
Liabilitas pun ikut terkerek selama sembilan bulan terakhir yang berakhir di September 2018 dari posisi Rp 27,53 triliun di akhir Desember 2017 menjadi Rp 33,53 triliun selama sembilan bulan. Terdiri dari Rp 21,99 triliun liabilitas jangka pendek dan Rp 11,35 jangka panjang.
Nilai kas dan setara kas juga ikut tergerus, dari Rp 9,38 triliun di akhir 2017 menjadi sebesar Rp 6,20 triliun sembilan bulan kemudian.
Meski demikian posisi aset meningkat menjadi senilai Rp 48,61 triliun dari Rp 41,78 triliun di 31 Desember 2018. Mayoritas disumbang aset lancar yang nilainya mencapai Rp 33,36 triliun dan aset tak lancar Rp 15,24 triliun.
Ekuitas perusahaan nilainya mengalami kenaikan menjadi Rp 15,25 triliun dari Rp 14,78 triliun di akhir Desember lalu.
(roy/roy) Next Article Laba Bersih PTPP Naik 62% Jadi Rp 265 M Pada 2021
Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih perusahaan BUMN ini sepanjang sembilan bulan tahun ini turun menjadi Rp 874,67 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar RP 989,97 miliar.
Padahal pendapatannya naik tipis menjadi Rp 14,78 triliun di akhir September lalu atau sebesar 7,45% dari Rp 13,76 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Kontribusi pendapatan terbesar disumbangkan oleh jasa konstruksi yang menyumbang sebesar Rp 9,69 triliun ke pendapatan, kemudian diikuiti oleh EPC sebesar Rp 2,90 triliun dan Rp 1,84 triliun dari usaha Properti dan related. Lainnya disumbang oleh usaha energi, pracetak, peralatan dan infrastruktur.
Turunnya laba bersih ini terjadi karena meningkatkan beban pokok pendapatan yang mencapai Rp 12,55 triliun dari sebelumnya hanya Rp 11, 76 triliun dan beban usaha naik menjadi Rp 600,05 miliar dari Rp 442,36 miliar.
Selain itu, juga terdapat beban bunga yang naik menjadi Rp 463,88 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 237,90 miliar.
Liabilitas pun ikut terkerek selama sembilan bulan terakhir yang berakhir di September 2018 dari posisi Rp 27,53 triliun di akhir Desember 2017 menjadi Rp 33,53 triliun selama sembilan bulan. Terdiri dari Rp 21,99 triliun liabilitas jangka pendek dan Rp 11,35 jangka panjang.
Nilai kas dan setara kas juga ikut tergerus, dari Rp 9,38 triliun di akhir 2017 menjadi sebesar Rp 6,20 triliun sembilan bulan kemudian.
Meski demikian posisi aset meningkat menjadi senilai Rp 48,61 triliun dari Rp 41,78 triliun di 31 Desember 2018. Mayoritas disumbang aset lancar yang nilainya mencapai Rp 33,36 triliun dan aset tak lancar Rp 15,24 triliun.
Ekuitas perusahaan nilainya mengalami kenaikan menjadi Rp 15,25 triliun dari Rp 14,78 triliun di akhir Desember lalu.
(roy/roy) Next Article Laba Bersih PTPP Naik 62% Jadi Rp 265 M Pada 2021
Most Popular