Analisis Teknikal

Perang Dagang Semakin Tegang, Dow Jones Cenderung Bearish

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
30 October 2018 15:14
Tensi perang dagang AS vs China yang kembali memanas dan membuat pelaku pasar Amerika Serikat (AS) dan seluruh dunia semakin was-was.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami kenaikan tertinggi (all time high) yang tercapai pada bulan ini (3/10/2018), indeks Dow Jones terus mengalami koreksi. Salah satunya dipengaruhi penurunan pendapatan emiten. Dampak dari perang dagang mulai terasa.

Tensi perang dagang AS vs China yang kembali memanas dan membuat pelaku pasar Amerika Serikat (AS) dan seluruh dunia semakin was-was.

Tersiar kabar apabila pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping tidak membuahkan hasil di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina), bulan depan, AS akan bersiap menerapkan bea masuk baru kepada produk-produk China.

Mengutip Reuters, sumber di lingkaran Gedung Putih mengungkapkan Washington sudah menyiapkan bea masuk baru sebagai skenario terburuk. Kemungkinan bea masuk itu adalah untuk importasi produk-produk made in China bernilai US$ 257 miliar seperti yang sering dikemukakan Trump.

Sebenarnya tidak hanya China yang terluka karena perang dagang, AS pun merasakan efek buruknya. Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III-2018 adalah 3,5% secara kuartalan yang disetahunkan (quatrerly annualized). Melambat lumayan signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 4,2%.

Jika dilihat dari pergerakannya, Dow mengalami all time high pertama kali pada tahun ini, yakni pada tanggal 26 Januari 2018, kemudian pergerakannya cenderung menyamping dan kembali naik pada awal bulan Oktober tahun ini, selanjutnya cenderung menurun.

Benarkah penurunan pada indeks Dow Jones sudah pada puncaknya? Atau masih akan mengalami penurunan? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan telaah menggunakan analisis secara teknikal pada indeks tersebut.
Perang Dagang Semakin Menegang, Dow Jones Cenderung BearishSumber: Revinitif
Secara jangka pendek Dow dalam fase tren turun (bearish), yang terlihat dari tren penurunan sejak kenaikan tertingginya bulan ini.

Pergerakan level Dow Jones yang mengalami penurunan semakin mendekati level penopang harganya (support) yang berada pada level 24.000.

Kami melihat level tersebut akan tertembus dan akan menguji level support selanjutnya di angka 23.350 atau Dow Jones kemungkinan masih akan terkoreksi 4,5% yang akan dicapai kurang dari satu bulan ke depan.

Hal ini turut diperkuat oleh indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) yang membentuk persilangan turun (dead cross). 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Baca: Ingin Belajar Teknikal, Simak Istilah-istilah Berikut




(yam/roy) Next Article IHSG Cetak Rekor, Perhatikan 4 Saham Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular