Internasional

Saham Amazon Anjlok 9% Saat Laba Tumbuh Tinggi, Kenapa?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
26 October 2018 11:41
Laba kuartal ketiga Amazon melampaui proyeksi Wall Street, tetapi pendapatan dan prospek kuartal keempatnya ada di bawah ekspektasi pasar.
Foto: Amazon (REUTERS/Lindsey Wasson)
Jakarta, CNBC Indonesia - Laba kuartal ketiga Amazon melampaui proyeksi Wall Street, tetapi pendapatan dan prospek kuartal keempatnya ada di bawah ekspektasi pasar. Hal ini membuat harga sahamnya jatuh sekitar 9% dalam perdagangan pasca-penutupan, dan diperkirakan akan jadi penutupan terendahnya sejak Mei.

Raksasa e-commerce asal Amerika Serikat (AS) ini membukukan laba per saham US$5,75 (Rp 87.542) dibandingkan US$3,14 yang diperkirakan analis dalam survei Refinitiv. Pendapatannya tercatat US$56,6 miliar dibandingkan US$57,1 yang diperkirakan pasar.


Perusahaan memberikan proyeksi pendapatan kuartal keempat di kisaran US$66,5 miliar sampai US$72,5 miliar, jauh di bawah konsensus US$73,79 miliar. Kuartal keempat adalah periode penjualan terbesar dan terpenting untuk Amazon karena bertepatan dengan masa liburan.

Hasil itu menunjukkan bagaimana Amazon bisa mengalami musim liburan yang mengecewakan di kuartal keempat yang sangat penting, karena bisnis secara keseluruhan mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan. Pada saat yang sama, hasil ini juga menyoroti pertumbuhan bisnis dengan margin tinggi Amazon, seperti cloud dan unit iklannya, yang lebih menguntungkan daripada segmen intinya, yaitu ritel.

Proyeksi laba operasional kuartal keempatnya sebesar US$2,1 miliar hingga US$3,6 miliar, juga di bawah ekspektasi Street US$3,9 miliar. Amazon mengatakan kenaikan upah yang diumumkan awal bulan ini dimasukkan ke dalam panduan, tetapi menolak untuk mengukur dampaknya.

Melansir CNBC International, total pendapatan Amazon meningkat 29% dari tahun lalu. Penjualannya di Amerika Utara mencapai US$34,3 miliar, naik 35% dari tahun lalu, sementara penjualan internasional hanya tumbuh 13% menjadi US$15,5 miliar.

Amazon Web Services (AWS) terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat, di mana penjualannya melonjak 46%, meskipun nyaris meleset dari ekspektasi. Kategori "lain-lain" Amazon, yang sebagian besar terdiri dari bisnis periklanannya yang sedang berkembang, melonjak 123% menjadi US$2,5 miliar dalam pendapatan.


Di saat yang sama, laba bersih tumbuh lebih dari 10 kali lipat dari periode yang sama tahun lalu, ke rekor tertinggi US$2,8 miliar dan menandai pertumbuhan laba kuartalnya selama empat kali berturut-turut mencapai US$ 1 miliar. Laba operasional sebesar US$3,7 miliar, jauh melebihi estimasi Wall Street US$2,1 miliar.

Keuntungan yang melebar sebagian besar didorong oleh pertumbuhan bisnis high-margin Amazon, termasuk cloud, iklan, dan layanan penjual pihak ketiga.

"Kami sangat terkesan dengan ekspansi marjin operasi tahunan yang berkelanjutan, yang konsisten dengan pandangan kami bahwa perusahaan telah berubah menjadi 'mesin laba,' didorong oleh beberapa penarik (terutama AWS, yang membukukan margin operasi lebih dari 30% untuk yang pertama kalinya)," kata Loop Capital Anthony Chukumba dalam sebuah catatan yang diterbitkan pada hari Kamis (25/10/2018).

Dalam pernyataan yang telah disiapkan, CEO Amazon Jeff Bezos menyoroti pertumbuhan Amazon Business, pasarnya untuk pelanggan bisnis.

"Amazon Business kini telah mencapai tingkat penjualan tahunan sebesar US$10 miliar dan melayani jutaan organisasi sektor swasta dan publik di delapan negara," kata Bezos dalam sebuah pernyataan.

Laporan triwulanan Amazon terjadi di tengah aksi jual pasar yang lebih luas yang membuat saham teknologi lainnya terpukul dalam beberapa pekan terakhir. Saham Amazon naik sekitar 49% tahun ini.

[Gambas:Video CNBC]


(prm) Next Article Laba Amazon Kuartal II Melonjak 12 Kali Lipat Jadi Rp 36,3 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular