Ikuti Jejak Bursa Asia, IHSG Dibuka Menguat 0,11%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 October 2018 09:29
IHSG dibuka menguat 0,11% ke level 5.761,45.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,11% ke level 5.761,45. IHSG berhasil mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya telah lebih dulu dibuka di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,81%, indeks Kospi naik 0,16%, indeks Shanghai naik 0,27%, dan indeks Hang Seng naik 0,15%.

Rebound di bursa saham AS memberikan suntikan energi bagi bursa saham Benua Kuning. Pada dini hari tadi, Dow Jones melesat 1,63%, S&P 500 melompat 1,86%, dan Nasdaq meroket 2,95%.

Dari Nasdaq yang meroket nyaris 3%, terlihat bahwa saham-saham teknologi menjadi motor utama penggerak Wall Street: harga saham Microsoft terbang 5,84%, Intel melejit 4,46%, Cisco Systems melambung 3,18%, dan Apple melonjak 2,19%.

Positifnya laporan keuangan Microsoft membuat sahamnya mendapat apresiasi tinggi dari investor. Pendapatan pada kuartal III-2018 tercatat US$ 29,08 miliar, cukup jauh di atas konsensus yang dihimpun Reuters yaitu US$ 27,9 miliar. Angka tersebut juga naik 18,5% secara YoY.

Kinerja Microsoft yang kinclong mendorong aksi borong terhadap saham-saham teknologi lainnya.

Namun, penguatan Wall Street perlu diwaspadai. Pasalnya, data-data ekonomi di AS masih menunjukkan sinyal perlambatan. Sebagai informasi, sell-off yang terjadi di Wall Street pada perdagangan hari Rabu (24/10/2018) disebabkan oleh buruknya rilis data ekonomi.

Kemarin, pemesanan barang tahan lama inti yang merupakan pendekatan untuk mengukur investasi dunia usaha, malah terkontraksi 0,1% MoM. Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 0,5% MoM. Kemudian, klaim tunjangan pengangguran sepanjang minggu lalu diumumkan sebanyak 215.000 jiwa, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang sebesar 214.000 jiwa.

Jika nantinya data-data ini direspon negatif di Asia, IHSG bisa dibuat pasrah mengakhiri hari di zona merah.

Lebih lanjut, dari kawasan regional, ada sejumlah risiko yang menghantui. Pada pagi ini, yuan melemah 0,11% di pasar spot ke level CNY 6,9553 per dolar AS. Yuan lantas berada di posisi terlemahnya sejak awal 2017. Ketika yuan terus saja melemah, saham-saham di China sangat mungkin dilepas oleh investor asing.

Beralih ke Hong Kong, sentimen negatif datang rilis data perdagangan internasional. Kemarin (25/10/2018), ekspor periode September diumumkan sebesar 4,5% YoY, jauh melambat dibandingkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 13,1% YoY. Sementara itu, impor tumbuh sebesar 4,8% YoY, juga di bawah capaian bulan Agustus yang sebesar 16,4% YoY.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/dru) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular