Analisis

Gak Cuma IHSG Kena 'Sell in May', Negara Asia Ini juga kok!

Putra, CNBC Indonesia
01 June 2021 21:30
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui bulan Mei 2021 dengan koreksi. Ternyata pepatah sell on May and go away terbukti di pasar saham Tanah Air, paling tidak pada Mei tahun ini.

Sepanjang Mei 2021, IHSG melemah 0,8% secara point-to-point. Mengawali bulan di level 5.995,62, indeks acuan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) itu berakhir di 5.947,46.

IHSG memang terkoreksi, akan tetapi bagaimana kabar busa saham lain di kawasan Asia?

Apakah terkena efek Sell on May atau bahkan bursa Benua Kuning lain malah berpesta pora?

Simak tabel berikut.

Tercatat dari 9 indeks bursa Asia raksasa yang dipantau 5 berhasil menghijau dan 4 terpaksa terkoreksi dengan koreksi mayoritas dibukukan oleh negara yang akhir-akhir ini kembali berkutat dengan kenaikan kasus Covid-19 seperti Malaysia, Singapore, Indonesia, dan Taiwan.

Tercatat koreksi IHSG merupakan yang paling 'mending' dibandingkan dengan bursa Asia lain yang anjlok dengan koreksi 0,8%, selanjutnya ada indeks STI di Singapura yang ambruk 0,96%, indeks acuan Malaysia yakni KLCI yang tumbang 1,13%, dan indeks pasar modal Taiwan, Taiex yang tumbang 2,84%.

Sedangkan apresiasi paling kencang dibukukan oleh bursa saham China dan Korea Selatan dengan indeknya yakni SSEC dan Kospi yang masing-masing terbang 4,89% dan 1,78%.

Bulan lalu, sentimen negatif yang membuat cemas investor di pasar saham (dan seluruh dunia) adalah perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), terutama di Asia. Setelah India, sejumlah negara juga mengalami lonjakan kasus yang signifikan.

Misalnya Malaysia. Negeri Harimau Malaya sampai memberlakukan pengetatan aktivitas dan mobilitas masyarakat pada pertengahan Mei 2021. Namun ternyata kurang 'nendang', pasien positif bukannya berkurang malah bertambah.

Kementerian Kesehatan Malaysia mencatat, jumlah pasien positif corona sepanjang bulan lalu bertambah 163.644 orang. Rata-rata pasien bertambah 5.279 orang setiap harinya.

Ini jauh memburuk ketimbang bulan sebelumnya. Pada April 2021, pasien positif bertambah 63.213 orang atau 2.107 orang per hari.

Selanjutnya Taiwan, yang sebelumnya mendapat pujian karena berhasil meredam pandemi, akhirnya 'kebobolan' juga. Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan melaporkan, jumlah pasien positif pada Mei 2021 bertambah 7.383 orang atau 238 orang per hari.

Bulan sebelumnya, situasi masih jauh lebih terkendali. Tambahan pasien positif corona selama April 2021 adalah 98 orang atau hanya empat orang saban harinya.

Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia juga menjadi perhatian. Jumlah kasus Covid-19 beberapa kali di atas 6.000 di pekan lalu, termasuk 2 hari terakhir. Rata-rata dalam 2 pekan terakhir juga naik menjadi 5.449 kasus, dibandingkan 2 pekan sebelumnya 4.463 kasus.

Kenaikan tersebut tentunya memicu kecemasan pasar akan kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran, yang tentunya berisiko memperlambat pemulihan ekonomi jika pembatasan sosial kembali diketatkan.

Pandemi virus corona yang mengganas harus ditanggulangi dengan pembatasan sosial yang lebih ketat. Akibatnya, prospek ekonomi Benua Kuning penuh dengan tanda tanya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular