Pak Jokowi, Ini Lho Sebenarnya Biang Kerok CAD

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
25 October 2018 21:02
Tingginya FDI, Jumlah TKA hingga Aliran Hot Money Seret Jadi Penyebabnya
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Merujuk pada definisi yang diberikan BI, setidaknya kita mendapat petunjuk variabel yang jadi penyebab tingginya angka komponen tersebut
 
Dimulai dari investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI). Data Badan Kebijakan Penanaman Modal (BKPM) periode kuartal IV-2014 hingga kuartal II-2018, investasi langsung khususnya asing terus tumbuh
 
 
Bahkan pada kuartal IV-2017, FDI mencatatkan angka tertinggi sebesar Rp 112 triliun. Pertumbuhan FDI sejatinya jadi pisau bermata dua. Memang ada keuntungan yang bisa kita raih, namun di sisi lain ada harga yang harus dibayar. Hal tersebut adalah realisasi keuntungan dari investasi yang dilakukan.

Dalam dunia bisnis, hal tersebut memanglah wajar. Namun, Indonesia bisa memanfaatkan hal tersebut untuk memberikan nilai tambah (value added) bagi perekonomian. Pada data yang dirilis BPKM per kuartal II-2018, realisasi investasi FDI tertinggi bukan untuk kegiatan berorientasi ekspor dan produktif.
 
Kegiatan yang bisa memberikan value added seperti pertambangan, listrik, gas dan air justru lebih rendah dari sektor tersebut. Alhasil, keuntungan mutlak lebih memihak asing dibandingkan Indonesia Untuk mengakali hal tersebut, mungkin ada baiknya Indonesia lebih mengoptimalkan investasi dari dalam negeri.
 
Data yang dirilis oleh BKPM pada kuartal IV-2014 hingga kuartal II 2018, investasi dalam negeri terus tumbuh meskipun tidak setinggi investasi asing.
 
 
Bahkan pada kuartal II-2018 kemarin, pertumbuhan investasi dalam negeri mencapai angka tertinggi yaitu Rp 80,6 triliun.
 
Sementara untuk realisasi, investasi dalam negeri seperti lebih cenderung ke sektor produktif. Dalam data periode sama, terlihat sektor produktif seperti transportasi dan telekomunikasi menempati angka tertinggi diikuti industri makan minum dan pertambangan
 
 
Gambaran ini, tentu bisa jadi evaluasi bagi pemerintah jika investasi dalam negeri sejatinya lebih menguntungkan bagi perekonomian.
 
Selanjutnya masalah Tenaga Kerja Asing (TKA). Data Kementerian Ketenagakerjaan 2017 memperlihatkan, jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia mencapai 85.974.


 
Sejak tahun 2013, pertumbuhan rata-rata jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia mencapai 3.000 orang.
 
keahlian tenaga kerja asing terkadang diperlukan, seiring terbatasnya tenaga kerja dalam negeri yang handal. Namun, hal tersebut justru menyebabkan aliran valas Indonesia jadi lebih deras keluar.
 
Terakhir, permasalahan transaksi finansial (hot money). Peredaran modal asing di Indonesia khususnya pasar keuangan, memang dinamis. Mereka pergi sesuka hati menyesuaikan negara mana yang menawarkan imbal hasil tinggi.
 
Di pasar saham sendiri, aksi jual investor asing lebih mendominasi. Akibatnya, tentu aliran valas lebih besar keluar dibandingkan yang bertahan. Sejak awal tahun, aliran modal asing yang keluar mencapai Rp 56,8 triliun.
 
Dengan kondisi aliran FDI kurang memberikan value added dan jumlah tenaga kerja asing yang besar, aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan semakin menambah tingginya minus dari komponen neraca pembayaran primer.


NEXT


 
(alf/dru)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular