
Saham Masih Diminati, Obligasi RI Bergerak Bervariasi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 October 2018 17:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan diĀ bursa saham dalam negeri membuat obligasi terbitan pemerintah Indonesia tak semuanya bisa menguat. Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,8% ke level 5.754,97.
Aksi beli di pasar saham tanah air terjadi kala bursa saham utama kawasan Asia mengalami tekanan yang besar: indeks Nikkei anjlok 3,72%, indeks Hang Seng turun 1,01%, indeks Strait Times melemah 0,63%, dan indeks Kospi meluncur turun 1,63%.
Di pasar obligasi, yang menjadi acuan adalah tenor 5, 10, 15, dan 30 tahun. Pada hari ini, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 dan 15 tahun turun masing-masing sebesar 0,7 dan 2,6 bps. Sementara itu, yield tenor 5 dan 30 tahun masing-masing naik sebesar 2,4 dan 1,1 bps.
Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Sebenarnya, obligasi terbitan pemerintah Indonesia berpeluang kompak ditutup menguat lantaran pasar saham sempat anjlok hingga 1,5% ke level 5.623,84 pada sesi awal perdagangan. Namun sayang, laju IHSG tertolong oleh kehadiran level keramat 5.700. Sepanjang 2018, hanya 4 kali IHSG ditutup di bawah level 5.700 yakni pada tanggal 28 Juni, 3 Juli, 6 Juli, dan 5 September.
Ada kemungkinan, investor menganggap bahwa valuasi IHSG sudah kemurahan jika diperdagangkan di bawah level 5.700. Mengutip Reuters, price-earnings ratio (PER) IHSG per akhir perdagangan kemarin kala ditutup di level 5,709.42 adalah sebesar 15,48x.
Namun kedepannya, sejumlah sentimen eksternal yang ada seperti potensi perlambatan ekonomi AS, kian panasnya hubungan antara AS dengan sekutunya Arab Saudi terkait dengan tewasnya kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi, dan permasalahan rancangan anggaran pemerintah Italia dan Prancis berpotensi menjegal IHSG untuk melaju lebih jauh.
Mengingat yield obligasi Indonesia sudah berada di level yang sangat tinggi, bukan tak mungkin penurunan yield yang signifikan akan kita lihat dalam beberapa hari ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Aksi beli di pasar saham tanah air terjadi kala bursa saham utama kawasan Asia mengalami tekanan yang besar: indeks Nikkei anjlok 3,72%, indeks Hang Seng turun 1,01%, indeks Strait Times melemah 0,63%, dan indeks Kospi meluncur turun 1,63%.
Di pasar obligasi, yang menjadi acuan adalah tenor 5, 10, 15, dan 30 tahun. Pada hari ini, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 dan 15 tahun turun masing-masing sebesar 0,7 dan 2,6 bps. Sementara itu, yield tenor 5 dan 30 tahun masing-masing naik sebesar 2,4 dan 1,1 bps.
Ada kemungkinan, investor menganggap bahwa valuasi IHSG sudah kemurahan jika diperdagangkan di bawah level 5.700. Mengutip Reuters, price-earnings ratio (PER) IHSG per akhir perdagangan kemarin kala ditutup di level 5,709.42 adalah sebesar 15,48x.
Namun kedepannya, sejumlah sentimen eksternal yang ada seperti potensi perlambatan ekonomi AS, kian panasnya hubungan antara AS dengan sekutunya Arab Saudi terkait dengan tewasnya kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi, dan permasalahan rancangan anggaran pemerintah Italia dan Prancis berpotensi menjegal IHSG untuk melaju lebih jauh.
Mengingat yield obligasi Indonesia sudah berada di level yang sangat tinggi, bukan tak mungkin penurunan yield yang signifikan akan kita lihat dalam beberapa hari ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Most Popular