Jaga Likuiditas, BRI Akan Terbitkan Obligasi Rp 20 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 October 2018 09:59
Surat utang ini berbentuk obligasi berkelanjutan selama tiga tahun.
Foto: laporan keuanga kuartal III BRI (CNBC Indonesia/ Monica)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan menerbitkan obligasi senilai Rp 20 triliun tahun depan. Penebitan obligasi ini dengan mempertimbangkan potensinya ketatnya likuiditas perbankan karena dana pihak ketiga (DPK) tumbuh di batas bawah 8%-11%.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan penerbitan obligasi ini akan dilakukan dengan skema penawaran umum berkelanjutan dengan masa penerbitan hingga 2021. Saat ini BRI tengah dalam proses untuk memperoleh ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kita sedang proses mengajukan ijin untuk tiga tahun ke depan sebesar Rp 20 triliun. Untuk menopang tambahan, bukan karena kurang likuiditas tapi bagaimana matching (mencocok) antara long term loan (kredit bertenor jangka panjang) dengan deposit (simpanan) yang umumnya di perbankan itu tiga bulan," kata Haru kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/10).

"Ada tendensi pengetatan likuiditas, bisa dilihat dari LDR (Loan to Deposit Ratio). Oleh karena itu kami cukup cautious bahwa likuiditas itu nomor satu, harus dijaga," imbuh dia.

Pada kuartal III-2018, Bank BRI mencetak laba bersih Rp 23,5 triliun atau tumbuh 14,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 23,5 triliun.

Kredit yang disalurkan mencapai Rp 808,9 triliun atau tumbuh 16,5%. Adapun dana pihak ketiga (DPK) tumbu 13,3% menjadi Rp 872,7 triliun.

Sebelumnya, Bank Indonesia menyebutkan bahwa DPK akan mengalami perlambatan. "Dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan akan alami perambatan batas bawah 8%-11%," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam konferensi pers pengumuman suku bunga acuan di Jakarta.

[Gambas:Video CNBC]


(roy) Next Article Kinerja Cemerlang Bank BRI di Tahun 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular