
Berburu Saham Murah, IHSG Ditutup Naik 0,8%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 October 2018 17:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki musim laporan keuangan kwartal ke-III, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan, Kamis (25/10/2018) dengan menguat 0,8% ke level 5.754. Sempat terperosok dalam, IHSG berbalik menguat karena investor berburu saham murah.
Bursa acuan nasional hari ini memulai perdagangan dengan pelemahan 1,39%. Namun kemudian sesi I, indeks mampu ditutup menguat 0,03% ke level 5.711.
Pergerakan IHSG hari ini berlawanan dengan bursa utama Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi sangat dalam pagi tadi. Dow Jones ambrol 2,4%, S&P 500 melorot 3,1% dan Nasdaq ambruk 4,4%.
Sejatinya terdapat perbedaan kinerja antara emiten raksasa dunia yang ada di wallstreet dengan emiten dalam negeri. Negara maju pertumbuhannya cenderung lebih lambat karena pasarnya sudah matang, sedangkan negara berkembang pasarnya cenderung berekspansi.
Apalagi dengan adanya perang dagang antara AS dengan Cina, perkembangan emiten di Wallstreet cenderung terhambat pertumbuhannya. Berbeda dengan emiten Indonesia yang umumnya masih ditopang oleh perekonomian dalam negeri, dampaknya cenderung lebih minimal dan lambat merespon hal tersebut.
Berdasarkan analisis melalui grafik secara teknikal, hari ini IHSG mengakhiri perdagangan dengan pola piercing, pola tersebut termasuk dalam pola pembalikan ke arah penguatan (bullish reversal).
Pola tersebut terbentuk karena awalnya pelaku pasar pesimistis terhadap pergerakan indeks sehingga terbentuk celah penurunan (gap down), kemudian pasar berbalik optimis.
(yam/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Bursa acuan nasional hari ini memulai perdagangan dengan pelemahan 1,39%. Namun kemudian sesi I, indeks mampu ditutup menguat 0,03% ke level 5.711.
Pergerakan IHSG hari ini berlawanan dengan bursa utama Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi sangat dalam pagi tadi. Dow Jones ambrol 2,4%, S&P 500 melorot 3,1% dan Nasdaq ambruk 4,4%.
Apalagi dengan adanya perang dagang antara AS dengan Cina, perkembangan emiten di Wallstreet cenderung terhambat pertumbuhannya. Berbeda dengan emiten Indonesia yang umumnya masih ditopang oleh perekonomian dalam negeri, dampaknya cenderung lebih minimal dan lambat merespon hal tersebut.
![]() |
Berdasarkan analisis melalui grafik secara teknikal, hari ini IHSG mengakhiri perdagangan dengan pola piercing, pola tersebut termasuk dalam pola pembalikan ke arah penguatan (bullish reversal).
Pola tersebut terbentuk karena awalnya pelaku pasar pesimistis terhadap pergerakan indeks sehingga terbentuk celah penurunan (gap down), kemudian pasar berbalik optimis.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
(yam/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular