
Cetak Laba Rp 23,5 T, Begini Performa BRI di Kuartal III-2018
Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 October 2018 17:16

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil mencetak laba bersih Rp 23,5 triliun pada kuartal III-2018. Angka ini tumbuh 14,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 20,5 triliun.
Kinerja BRI pada kuartal III-2018 ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri. "Hingga akhir September 2018, Bank BRI telah menyalurkan kredit Rp 808,9 triliun atau naik 16,5% dibandingkan periode September 2017 sebesar Rp 694,2 triliun," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (23/10/2018).
Kredit BRI didominasi oleh pembiayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Porsinya mencapai 76,9% dati total kredit. Kredit UMKM tumbuh 16,5% menjadi Rp 621,8 triliun.
Dana pihak tiga tumbuh 13,3% menjadi Rp 872,7 triliun. Komposisi dana murah mencapai 56,5%. Selain itu, BRI juga melakukan efisiensi. Hal ini tercermin dari rasio BOPO yang turun dari 73,2% menjadi 70,6%.
Pendapatan non bunga berkinerja baik. Fee based income tumbuh 18,4% menjadi Rp 16,2 triliun.
Pada kuartal III-2018, NPL BRI 2,5%. Angka ini memang di bawah
di bawah NPL industri yang mencapai 2,7%. Tetapi naik dari tahun sebelumnya di mana NPL BRI di level 2,33%.
Heru menjelaskan kenaikan NPL tersebut karena adanya kenaikan NPL segmen menengah dan korporasi di kuartal III-2018. Perusahaan tersebut memiliki relasi dengan sektor perminyakan.
Haru menambahkan saat ini posisi rasio kecukupan modal atau capital adequaty ratio (CAR) berada di level 20%. Modal ini masih cukup kuat bila aturan akuntansi baru yang membuat CAR turun 100 bps.
"20% cukup aman. Dengan membayar dividen 30% tidak pengaruh CAR jadi tidak khawatir," jelas Haru.
Pada kuartal III-2018, aset BRI tumbuh 12,9% menjadi Rp 1.183,4 triliun. Margin bunga bersih atau net interest income (NIM) turun jadi 7,5% dan rasio intermediasi atau loan to deposito ratio (LDR) 93%.
"Akhir tahun ini laba tumbuh double digit," jelas Haru.
(roy) Next Article Laba BRI Kuartal III-2018 Capai Rp 23,5 Triliun, Naik 14,6%
Kinerja BRI pada kuartal III-2018 ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri. "Hingga akhir September 2018, Bank BRI telah menyalurkan kredit Rp 808,9 triliun atau naik 16,5% dibandingkan periode September 2017 sebesar Rp 694,2 triliun," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (23/10/2018).
Kredit BRI didominasi oleh pembiayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Porsinya mencapai 76,9% dati total kredit. Kredit UMKM tumbuh 16,5% menjadi Rp 621,8 triliun.
Pada kuartal III-2018, NPL BRI 2,5%. Angka ini memang di bawah
di bawah NPL industri yang mencapai 2,7%. Tetapi naik dari tahun sebelumnya di mana NPL BRI di level 2,33%.
Heru menjelaskan kenaikan NPL tersebut karena adanya kenaikan NPL segmen menengah dan korporasi di kuartal III-2018. Perusahaan tersebut memiliki relasi dengan sektor perminyakan.
Haru menambahkan saat ini posisi rasio kecukupan modal atau capital adequaty ratio (CAR) berada di level 20%. Modal ini masih cukup kuat bila aturan akuntansi baru yang membuat CAR turun 100 bps.
"20% cukup aman. Dengan membayar dividen 30% tidak pengaruh CAR jadi tidak khawatir," jelas Haru.
Pada kuartal III-2018, aset BRI tumbuh 12,9% menjadi Rp 1.183,4 triliun. Margin bunga bersih atau net interest income (NIM) turun jadi 7,5% dan rasio intermediasi atau loan to deposito ratio (LDR) 93%.
"Akhir tahun ini laba tumbuh double digit," jelas Haru.
(roy) Next Article Laba BRI Kuartal III-2018 Capai Rp 23,5 Triliun, Naik 14,6%
Most Popular