
Ada Rumor Semen Indonesia Masuk, Saham Holcim Melesat 11%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
24 October 2018 10:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) kembali melesat pada perdagangan hari ini. Rumor terkait divestasi saham milik LafargeHolcim kembali menjadi perbincang kalangan pelaku pasar.
Pada perdagangan hari ini, hingga pukuk 10.10 WIB harga saham SMCB naik 10,87% ke level Rp 1.785/saham. Volume perdagangan juga cukup besar mencapai 47,02 juta saham senilai Rp 81,5 miliar.
Sejak Mei spekulasi mengenai pelepasan saham SMCB oleh LafargeHolcim sudah menjadi bahan bakar yang menggerakan saham ini. Dalam 6 bulan terakhir, harga saham SMBC tercatat naik 123,13%.
LafargeHolcim perusahaan asal Swiss, yang memegang kendali penuh atas Holcim Indonesia dengan menguasai 80,64% atau setara 6,18 miliar saham SMCB melalui anak usahanya, Holderfin B.V. Lafarge diberitakan akan melepas kepemilikannya, yang sudah santer sejak dua bulan lalu.
Nama-nama perusahaan yang akan membeli saham Lafarge tersebut antara lain, perusahaan semen China Anchui Conch. Lalu muncul nama Taiheiyo Cement Corp, perusahaan semen asal Jepang, yang juga dikabarkan berminat membeli kepemilikan saham Holcim. Selain itu ada juga miliade asal Malaysia Francis Yeoh dari YTL Corp yang juga dikabarkan akan membeli saham Lafarge.
Selain itu, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan HeidelbergCement AG, pemegang saham t PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga digadang-gadang ikut dalam pertempuran merebut saham Lafarge di Holcim tersebut.
Nah, hari ini nama Semen Indonesia tampak menjadi kandidat paling kuat membeli kepemilikan saham Holcim. Apalagi saat ini Tim dari Semen Indonesia sedang berada di Eropa dan memunculkan dugaan ada proses finalisasi pembicaraan antara Semen Indoensia dengan Lafarge terkait pembelian saham.
Saat dikonfirmasi, Vice President Semen Indonesia Aulia Mulki Oemar mengatakan kunjungan ke Eropa dalam rangka kursus singkat. "Bukan. Kebetulan ada manajemen short course di Eropa," ujarnya kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat (24/10/2018).
Pekan lalu, perusahaan investasi asal Inggris Standard Life Aberdeen Plc mengumumkan melepas kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) sebanyak 394,23 juta unit saham dengan harga Rp 1.059 - Rp 1.092 per saham.
Berdasarkan keterangan yang diberikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi pada tanggal 5 dan 9 Oktober 2018. Sedangkan nilai transaksi tersebut mencapai Rp 417,49 miliar hingga Rp 430,5 miliar.
Transaksi diawali pada 5 Oktober 2018 dari kepemilikan saham perseroan sebelumnya yakni 791,5 juta unit saham menjadi 755,7 juta saham. Selanjutnya transaksi dilakukan pada 9 Oktober 2018 hingga jumlah kepemilikan saham Aberdeen di perseroan menjadi 397,27 juta unit saham.
Setelah transaksi tersebut, kepemilikan saham Aberdeen di perseroan berkurang dari sebelumnya 791,5 juta saham (10,32%) menjadi 397,27 juta saham (5,18%).
"Kami menulis keterangan ini untuk memberitahukan bahwa sejak 9 Oktober 2018, Standard Life Aberdeen Plc sekarang memegang 397,27 juta unit saham SMCB atau setara dengan 5,184% dari total saham yang dimiliki perusahaan," ujar Wannaporn Sirijiwanont, Operations Standard Life Aberdeen Plc.
Pergerakan harga saham SMBC yang diluar kebiasaan tersebut membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memasukkan saham SMCB dalam pengawasan bursa karena pergerakan harga saham di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) pada 11 Oktober 2018.
(hps/roy) Next Article Penjualan Semen Bakal Makin Sumringah
Pada perdagangan hari ini, hingga pukuk 10.10 WIB harga saham SMCB naik 10,87% ke level Rp 1.785/saham. Volume perdagangan juga cukup besar mencapai 47,02 juta saham senilai Rp 81,5 miliar.
Sejak Mei spekulasi mengenai pelepasan saham SMCB oleh LafargeHolcim sudah menjadi bahan bakar yang menggerakan saham ini. Dalam 6 bulan terakhir, harga saham SMBC tercatat naik 123,13%.
LafargeHolcim perusahaan asal Swiss, yang memegang kendali penuh atas Holcim Indonesia dengan menguasai 80,64% atau setara 6,18 miliar saham SMCB melalui anak usahanya, Holderfin B.V. Lafarge diberitakan akan melepas kepemilikannya, yang sudah santer sejak dua bulan lalu.
Selain itu, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan HeidelbergCement AG, pemegang saham t PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga digadang-gadang ikut dalam pertempuran merebut saham Lafarge di Holcim tersebut.
Nah, hari ini nama Semen Indonesia tampak menjadi kandidat paling kuat membeli kepemilikan saham Holcim. Apalagi saat ini Tim dari Semen Indonesia sedang berada di Eropa dan memunculkan dugaan ada proses finalisasi pembicaraan antara Semen Indoensia dengan Lafarge terkait pembelian saham.
Saat dikonfirmasi, Vice President Semen Indonesia Aulia Mulki Oemar mengatakan kunjungan ke Eropa dalam rangka kursus singkat. "Bukan. Kebetulan ada manajemen short course di Eropa," ujarnya kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat (24/10/2018).
Pekan lalu, perusahaan investasi asal Inggris Standard Life Aberdeen Plc mengumumkan melepas kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) sebanyak 394,23 juta unit saham dengan harga Rp 1.059 - Rp 1.092 per saham.
Berdasarkan keterangan yang diberikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi pada tanggal 5 dan 9 Oktober 2018. Sedangkan nilai transaksi tersebut mencapai Rp 417,49 miliar hingga Rp 430,5 miliar.
Transaksi diawali pada 5 Oktober 2018 dari kepemilikan saham perseroan sebelumnya yakni 791,5 juta unit saham menjadi 755,7 juta saham. Selanjutnya transaksi dilakukan pada 9 Oktober 2018 hingga jumlah kepemilikan saham Aberdeen di perseroan menjadi 397,27 juta unit saham.
Setelah transaksi tersebut, kepemilikan saham Aberdeen di perseroan berkurang dari sebelumnya 791,5 juta saham (10,32%) menjadi 397,27 juta saham (5,18%).
"Kami menulis keterangan ini untuk memberitahukan bahwa sejak 9 Oktober 2018, Standard Life Aberdeen Plc sekarang memegang 397,27 juta unit saham SMCB atau setara dengan 5,184% dari total saham yang dimiliki perusahaan," ujar Wannaporn Sirijiwanont, Operations Standard Life Aberdeen Plc.
Pergerakan harga saham SMBC yang diluar kebiasaan tersebut membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memasukkan saham SMCB dalam pengawasan bursa karena pergerakan harga saham di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) pada 11 Oktober 2018.
(hps/roy) Next Article Penjualan Semen Bakal Makin Sumringah
Most Popular