
Proyeksi CAD Q3 BI: Di atas 3% Tapi Tak Lebih dari 3,5% PDB
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
23 October 2018 20:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) akhirnya buka-bukaan soal proyeksi defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal III-2018.
Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengakui CAD bakal melebar di kuartal III-2018.
"CAD kuartal III lebih besar dari kuartal II. Ekonom juga membuat perkiraan seperti itu. Di 2,16% dari PDB di kuartal I, kemudian 3% dari PDB di kuartal II dan kuartal III lebih besar dari 3% PDB tapi di bawah 3,5%," ungkap Mirza saat berbincang dengan tim editorial media-media di Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Mirza melihat CAD akan lebih baik di Kuartal IV-2018. Sementara di 2019 sendiri BI memproyeksikan CAD bakal ada dikisaran 2,5% dari PDB.
"Ini dampak dari effort pemerintah menurunkan CAD dari pariwisata dan B20," kata Mirza.
Dalam konferensi pers RDG Bulanan siang tadi, Mirza menjelaskannya CAD melebar akibat ekspor dan impor yang tak balance.
"Kuartal III CAD, saya rasa ada beberapa guidance dari pejabat BI mengenai angka kuartal III. Memang ada di satu sisi ekspor kita lihat yang besar yakni kelapa sawit dan batu bara," ungkap Mirza menjawab pertanyaan CNBC Indonesia di Konferensi Pers RDG Oktober 2018, Selasa (23/10/2018).
Menurut Mirza, harga komoditas kelapa sawit dan batu bara sangat disayangkan melemah. Sehingga komoditi andalan Indonesia yang mengandalkan ekspor sawit dan batu bara akan terganggu.
"Jadi memang kita lihat bahwa dua komoditi andalan kita itu harganya relatif melemah sehingga itu kemudian menekan ekspor. Sementara di sisi lain impor relatif kuat. Impor untuk kebutuhan infrastruktur dalam jangka panjang."
"Jadi ekspor agak melemah dan didorong akselerasi impor ini membuat Current Account itu di kuartal III dan ditambah kenaikan harga minyak lebih tinggi," terang Mirza.
(dru) Next Article CAD 2018 Melebar, Apa yang Terjadi?
Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengakui CAD bakal melebar di kuartal III-2018.
"CAD kuartal III lebih besar dari kuartal II. Ekonom juga membuat perkiraan seperti itu. Di 2,16% dari PDB di kuartal I, kemudian 3% dari PDB di kuartal II dan kuartal III lebih besar dari 3% PDB tapi di bawah 3,5%," ungkap Mirza saat berbincang dengan tim editorial media-media di Jakarta, Selasa (23/10/2018).
![]() |
Mirza melihat CAD akan lebih baik di Kuartal IV-2018. Sementara di 2019 sendiri BI memproyeksikan CAD bakal ada dikisaran 2,5% dari PDB.
"Ini dampak dari effort pemerintah menurunkan CAD dari pariwisata dan B20," kata Mirza.
Dalam konferensi pers RDG Bulanan siang tadi, Mirza menjelaskannya CAD melebar akibat ekspor dan impor yang tak balance.
"Kuartal III CAD, saya rasa ada beberapa guidance dari pejabat BI mengenai angka kuartal III. Memang ada di satu sisi ekspor kita lihat yang besar yakni kelapa sawit dan batu bara," ungkap Mirza menjawab pertanyaan CNBC Indonesia di Konferensi Pers RDG Oktober 2018, Selasa (23/10/2018).
Menurut Mirza, harga komoditas kelapa sawit dan batu bara sangat disayangkan melemah. Sehingga komoditi andalan Indonesia yang mengandalkan ekspor sawit dan batu bara akan terganggu.
"Jadi memang kita lihat bahwa dua komoditi andalan kita itu harganya relatif melemah sehingga itu kemudian menekan ekspor. Sementara di sisi lain impor relatif kuat. Impor untuk kebutuhan infrastruktur dalam jangka panjang."
"Jadi ekspor agak melemah dan didorong akselerasi impor ini membuat Current Account itu di kuartal III dan ditambah kenaikan harga minyak lebih tinggi," terang Mirza.
(dru) Next Article CAD 2018 Melebar, Apa yang Terjadi?
Most Popular