Analisis Teknikal

Tunggu Keputusan BI, IHSG Berpotensi Menguat

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
23 October 2018 08:22
Pada penutupan IHSG kemarin membentuk pola flat (doji) yang disertai ekor (shadow) berukuran sedang.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan menguat dalam kisaran 5.825 hingga 5.900. Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.

Dini hari tadi, indeks di bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada Senin (22/10/2018), dimana Dow Jones ditutup turun 0,5%, S&P 500 tergelincir dan Nasdaq naik 0,26%. Koreksi pada Dow Jones dan S&P disebabkan penurunan saham-saham perbankan. Pelaku pasar AS mengkhawatirkan membanjirnya laporan keuangan emiten pekan ini dan ketegangan geopolitik yang meninggi.

Bank of America dan Citigroup terperosok lebih dari 3%. JPMorgan dan Goldman Sachs ditutup anjlok masing-masing 1,4% dan 2,4%.

Saham-saham perbankan secara umum melemah hari Senin di tengah kecemasan suku bunga hipotek yang lebih tinggi akan menahan laju pertumbuhan penyaluran pinjaman,
CNBC International melaporkan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri kemarin mampu mengakhiri perdagangan dengan menguat 0,05% ke level 5.840. Sektor infrastruktur menguat paling tinggi sebesar 1,68% dengan menyumbang 10 poin penguatan dan menjadi penyelamat IHSG pada awal pekan.

Pelaku Pasar pada hari ini perlu mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) yang rencananya akan digelar pukul 02:30 WIB. Pelaku pasar memperkirakan Perry Warjiyo dan rekan sejawat akan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.  

Secara teknikal, pada penutupan IHSG kemarin membentuk pola flat (doji) yang disertai ekor (shadow) berukuran sedang. Pola tersebut terbentuk karena IHSG ditutup hampir sama dengan level pembukaanya, hal ini menandakan IHSG sedang berkonsolidasi terhadap arah pergerakan selanjutnya.
Sumber: Revinitif

Diperkuat dengan beberapa indikator teknikal, IHSG masih dalam tren menguat secara jangka pendek. Indeks masih mampu bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5). Namun dalam jangka menengah, IHSG belum mampu menembus MA 50.
 

Meskipun demikian, pada indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) masih membentuk persilangan emas (golden cross), yang menunjukan arah kecenderungan menguat.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/hps) Next Article Asing Keluar Hampir Satu Triliun, IHSG Anjlok 1,16%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular