Kasus Khashoggi Belum Pengaruhi Harga Minyak Pekan Ini

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 October 2018 12:00
Ketegangan Washington-Riyadh Belum Pengaruhi Harga Minyak
Ilustrasi Pengeboran Minyak (CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella)
Faktor tingginya pasokan dan risiko perlambatan permintaan lebih mendominasi ketimbang ancaman ketegangan di Timur Tengah. Hubungan AS-Arab Saudi berpotensi menegang karena menghilangnya Jamal Khashoggi, kolumnis Washington Post, yang terakhir terlihat di Konsulat Arab Saudi di Istanbul (Turki). 

Sebelumnya, New York Times mengabarkan Khasoggi dibunuh dan dimutilasi di sana. Yeni Safak, surat kabar terkemuka di Turki, juga melaporkan hal serupa. Khasoggi disiksa saat interogasi, dipotong jarinya, kemudian dipenggal dan dimutilasi.  

Presiden AS Donald Trump yang awalnya ragu kini mulai bisa memastikan bahwa Khasoggi, seorang pemegang greencard AS, sudah meninggal dunia. "Sepertinya begitu (Khasoggi sudah tewas). Ini sangat menyedihkan," kata Trump, dikutip dari Reuters. 

Bila Arab Saudi terbukti terlibat dan melakukan pembunuhan terhadap Khasoggi, maka Trump akan sangat marah. Konsekuensinya akan sangat berat bagi Negeri Padang Pasir. 

"Well, itu (konsekuensi) harus sangat berat karena ini hal yang buruk, sangat buruk. Namun kita lihat apa yang terjadi nanti," ujarnya. 

Investor cemas sanksi AS dan negara-negara barat akan menyangkut hal yang paling mendasar yaitu blokade ekspor minyak. Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar kedua dunia setelah AS dengan produksi mencapai 12,08 juta barel/hari.  

Potensi ini bisa hilang atau minimal berkurang bila Arab Saudi sampai terkena sanksi blokade, seperti yang akan dijatuhkan AS kepada Iran pada 4 November mendatang. Risiko berkurangnya pasokan dari Arab Saudi (dan Iran) membuat harga si emas hitam bisa semakin mahal.   

Namun risiko ini belum mampu mendongkrak harga minyak dunia. Investor sepertinya lebih condong merespons kenaikan cadangan minyak AS dan perlambatan ekonomi dunia, dua risiko yang memang sudah terlihat di depan mata. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular