Diapresiasi Analis, tapi Sayang Harga Saham Mandiri Turun

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 October 2018 14:51
Bank milik pemerintah ini mencatatkan laba bersih naik 20% secara menjadi Rp 18,1 triliun.
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pelaku pasar mengapresiasi laporan kinerja PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih prospektif karena secara fundamental perusahaan mencatatkan kinerja keuanganya yang baik. Bank milik pemerintah ini mencatatkan laba bersih naik 20% secara menjadi Rp 18,1 triliun.

UOB Kay Hian Sekuritas Indonesia, sekuritas ini menjelaskan kinerja yang moncer ini ditunjang oleh pulihnya pendapatan perusahaan yang berkelanjutan dan pertumbuhan kredit yang mencapai 14% yoy yang didorong oleh meningkatnya kredit korporasi yang naik 28% yoy.

Selain itu, perusahaan juga mengalami penurunan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menjadi 3%, pertama kalinya sejak awal 2016 meski perusahaan melakukan penghapus bukuan atas sejumlah kredit bermasalahnya.

Selain itu, pelemahan nilai tukar dan kenaikan suku bunga juga tak memberikan ancaman berarti untuk fundamental bank ini karena pertumbuhan penyaluran kredit yang mendapat keuntungan di investasi infrastruktur.

Meski kinerja keuangannya meningkat, hari ini hingga penutupan sesi I saham Mandiri justru terkoreksi sampai 2,28% ke harga Rp 6.425 per saham dibanding harga penutupan kemarin di Rp 6.575 per saham.

Beberapa kalangan menilai saham Mandiri masih akan terus dijual sampai ke harga wajarnya. Padahal sejak awal tahun saham ini sudha mengalami koreksi sampai 19,69% dan diperdagangkan dengan price to earning ratio (PER) 12,31 kali.

Sekuritas ini menilai resiko jual tersebut telah berkurang karena harganya sudah turun dan saat ini saham Mandiri sudah tak lagi diperdagangkan dengan harga premium.

UOB Kay Hian memberikan rekomendasi beli untuk saham ini dengan target harga sebesar Rp 7.600 per saham.

Sementara itu, Senior Analis Kresna Sekuritas Franky Rivan menilai kinerja Bank Mandiri relatif baik dimana semua indikator perbankan positif. Pertumbuhan kredit tercatat naik 13,8% secara tahunan, dimana tingkat NPL masih terjaga di level 3%, dan profitabilitas terjaga dimana net interest margin (NIM) tumbuh 5,54% .

Kresna Sekuritas memberikan rekomendasi beli dengan sambil mempertahankan target harga Rp7.350/saham. Saat ini, saham BMRI diperdagangkan pada valuasi price book 1,7kali.

BMRI berhasil mencetak laba bersih Rp 18,092 triliun pada kuartal III-2018, angka ini meningkat 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 15,069 triliun.

Kenaikan laba bersih ditopang pendapatan bunga bersih yang tercatat Rp 40,5 triliun pada September, naik 4,2% dan fee based income yang mencapai Rp 18,75 triliun atau naik 11,4%. Bank Mandiri juga mencatatkan penurunan pencadangan sebesar 10,3% karena rasio kredit bermasalah atau NPL turun 74 bps menjadi 3,01%.

Menurut Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto mengatakan persaingan yang semakin ketat serta kebijakan suku bunga acuan menuntut perusahaan melakukan perbaikan yang signifikan bagi dari sisi pengelolaan aset produktif serta penajaman fokus bisnis.

"Penurunan rasio NPL terutama didorong oleh kebijakan perseroan dalam melakukan restrukturisasi secara berkelanjutan disamping pemantauan potensi bisnis debitur secara ketat sehingga dapat. membantu debitur memenuhi kewajibannya," ujar Sulaiman di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Namun pada perdagangan siang ini, harga saham BMRI tercatat turun 1,9% ke level Rp 6.450/saham.

(hps/hps) Next Article Bank Mandiri Sebar 60% Laba Bersih 2019 untuk Dividen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular