
Asumsi Makro APBN 2018 per September Jauh dari Realitas
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 October 2018 10:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melakukan update kondisiĀ APBN 2018 per September 2018. Hasilnya, jauh dari realita.
"Sampai akhir September 2018, perkembangan asumsi makro mengenai lingkungan global masih sangat memberikan pengaruh terhadap seluruh dunia," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi persnya, Rabu (17/10/2018).
Menurut Sri Mulyani, kondisi global yang amat memberikan dampak yakni adanya normalisasi suku bunga AS dan ketegangan perang dunia dan geopolitik.
"Kami yakin sampai akhir tahun Pertumbuhan Ekonomi kita masih ada momentum yang bisa dijaga," kata Sri Mulyani.
Berikut asumsi makro APBN 2018 dan realisasi per September :
APBN 2018 vs Realisasi 28 September 2018
"Memang tren dengan normalisasi bunga acuan AS ciptakan penguatan dolar dan akan direspons BI, sehingga akan pengaruhi suku bunga SPN," tutur Sri Mulyani.
"Nilai tukar sampai akhir September 2018 capai Rp 14.119/US$ ini adalah rata-rata awal tahun kita masih cukup rendah dan karena sampai September terjadi depresiasi rupiah, ini secara averag keseluruhan tahun Rp 14.119/US$," ungkap Sri Mulyani.
(dru/dru) Next Article Kondisi Realisasi APBN 2018 yang Makin Jauh dari Asumsinya
"Sampai akhir September 2018, perkembangan asumsi makro mengenai lingkungan global masih sangat memberikan pengaruh terhadap seluruh dunia," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi persnya, Rabu (17/10/2018).
Menurut Sri Mulyani, kondisi global yang amat memberikan dampak yakni adanya normalisasi suku bunga AS dan ketegangan perang dunia dan geopolitik.
![]() |
"Kami yakin sampai akhir tahun Pertumbuhan Ekonomi kita masih ada momentum yang bisa dijaga," kata Sri Mulyani.
Berikut asumsi makro APBN 2018 dan realisasi per September :
APBN 2018 vs Realisasi 28 September 2018
- Pertumbuhan Ekonomi : 5,4% Vs 5,17% (Per Semester I)
- Inflasi : 3,5% Vs 2,9%
- Tingkat Bunga SPN 3 Bulan : 5,2% Vs 4,8%
- Nilai Rupiah : Rp 13.400/US$ Vs Rp 14.119/US$
- Harga Minyak Indonesia : US$ 48 per Barel Vs US$ 68 per Barel
- Lifting Minyak : 800 ribu barel per hari Vs 774 ribu barel per hari
- Lifting Gas : 1.200 ribu barel per hari Vs 1.140 ribu barel per hari
"Memang tren dengan normalisasi bunga acuan AS ciptakan penguatan dolar dan akan direspons BI, sehingga akan pengaruhi suku bunga SPN," tutur Sri Mulyani.
"Nilai tukar sampai akhir September 2018 capai Rp 14.119/US$ ini adalah rata-rata awal tahun kita masih cukup rendah dan karena sampai September terjadi depresiasi rupiah, ini secara averag keseluruhan tahun Rp 14.119/US$," ungkap Sri Mulyani.
(dru/dru) Next Article Kondisi Realisasi APBN 2018 yang Makin Jauh dari Asumsinya
Most Popular