Meikarta dan Sejumlah Masalah di Tubuhnya
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
16 October 2018 15:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Rentetan masalah terus menerpa pembangunan mega proyek Meikarta yang membuat perusahaan properti Grup Lippo pontang-panting menangkis berbagai sentimen negatif. Mulai dari kasus ketidakpercayaan publik terhadap keberlangsungan proyek ini, hingga utang-utang vendor yang sempat disengketakan.
Kali, nasib nahas kembali menghampiri proyek Meikarta. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap petinggi Lippo Grup karena tersangkut dengan kasus Operasi Tangkap Tangan sejumlah pegawai Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Megaproyek Meikarta mulai diluncurkan pada Januari 2016 di lahan seluas 22 juta meter persegi di Cikarang. PT Mahkota Sentosa Utama yang merupakan anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang dimiliki 100%. Sementara LPCK sebanyak 54% sahamnya dimiliki oleh PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Awal ramainya berita Meikarta bermula dari belanja iklan yang sangat besar. Lembaga riset Nielsen sempat mengungkapkan bahwa belanja iklan untuk pemasaran Meikarta sepanjang tahun lalu mencapai lebih dari Rp 1,5 triliun. Nielsen lantas mengakui bahwa belanja iklan sektor properti seperti yang dilakukan Meikarta belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Kemudian proyek ini juga sempat diterpa isu proyek ini berhenti. Lalu, manajemen LPKR buru-buru membantah dan menegaskan bahwa perseoran terus melanjutkan pembangunan proyek tersebut.
Head Of Corporate Communication Lippo Karawaci, Danang Kemayan Jati, menjelaskan informasi yang menyebutkan kontraktor menghentikan pengerjaan proyek Meikarta adalah hoax.
Lalu, proyek ini juga mendapat gugatan dari sejumlah vendor yang terlibat dalam peluncuran proyek ini. Sampai Mahkota Sentosa Utama digugat pailit oleh dua vendornya yakni PT Relys Trans Logistic, PT Kertas Putih Indonesia dan PT Imperia Cipta Kreasi.
Lagi-lagi Lippo bisa menang melawan para penggugat. Pengadilan menolak gugatan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) perusahaan yang menjadi vendor mega proyek Meikarta. Penolakan tersebut karena tidak ada kontrak apapun di antara para pihak yang menimbulkan hubungan hukum (utang piutang) antar kedua pihak.
Terakhir terjadi kemarin. Seperti dilansir dari detikcom, Senin (15/10/2018) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan OTT di Kabupaten Bekasi terkait proyek Meikarta. Ada 10 orang yang diamankan dalam OTT KPK.
Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan membenarkan OTT terkait proyek Meikarta. "Ya," ujar Basaria kepada detikcom, Senin (15/10/2018).
Pihak-pihak yang ditangkap KPK antara lain, Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Jamaludin, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Bekasi Sahat MBJ Najor, Dewi Tisnawati (Kepala Dinas DPMPTSP Kabupaten Bekasi), dan Neneng Rahmi (Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi).
Para pejabat pemkab Bekasi yang ditetapkan sebagai tersangka diduga menerima total duit Rp 7 miliar dari pihak pemberi. Duit itu merupakan bagian dari commitment fee fase pertama Rp 13 miliar.
Selain itu, KPK juga menangkap Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro. Billy ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek Meikarta.
Seperti dilansir dari detikcom, Senin (15/10/2018) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan OTT di Kabupaten Bekasi terkait proyek Meikarta. Ada 10 orang yang diamankan dalam OTT KPK.
Pihak-pihak yang ditangkap KPK antara lain, Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Jamaludin, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Bekasi Sahat MBJ Najor, Dewi Tisnawati (Kepala Dinas DPMPTSP Kabupaten Bekasi), dan Neneng Rahmi (Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi).
Para pejabat pemkab Bekasi yang ditetapkan sebagai tersangka diduga menerima total duit Rp 7 miliar dari pihak pemberi. Duit itu merupakan bagian dari commitment fee fase pertama Rp 13 miliar.
Dalam perkara ini, KPK juga menangkap Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro. Billy ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek Meikarta.
Kasus inilah yang berpotensi mengganggu penjualan proyek Meikarta. Jika target penjualan tidak tercapai dalam enam bulan ke depan, bukan tidak mungkin perseroan akan mengalami kesulitan keuangan.
(hps/wed) Next Article Proyek Meikarta Terjerat KPK, 2 Saham Properti Lippo Anjlok
Kali, nasib nahas kembali menghampiri proyek Meikarta. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap petinggi Lippo Grup karena tersangkut dengan kasus Operasi Tangkap Tangan sejumlah pegawai Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Megaproyek Meikarta mulai diluncurkan pada Januari 2016 di lahan seluas 22 juta meter persegi di Cikarang. PT Mahkota Sentosa Utama yang merupakan anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang dimiliki 100%. Sementara LPCK sebanyak 54% sahamnya dimiliki oleh PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Awal ramainya berita Meikarta bermula dari belanja iklan yang sangat besar. Lembaga riset Nielsen sempat mengungkapkan bahwa belanja iklan untuk pemasaran Meikarta sepanjang tahun lalu mencapai lebih dari Rp 1,5 triliun. Nielsen lantas mengakui bahwa belanja iklan sektor properti seperti yang dilakukan Meikarta belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Head Of Corporate Communication Lippo Karawaci, Danang Kemayan Jati, menjelaskan informasi yang menyebutkan kontraktor menghentikan pengerjaan proyek Meikarta adalah hoax.
Lalu, proyek ini juga mendapat gugatan dari sejumlah vendor yang terlibat dalam peluncuran proyek ini. Sampai Mahkota Sentosa Utama digugat pailit oleh dua vendornya yakni PT Relys Trans Logistic, PT Kertas Putih Indonesia dan PT Imperia Cipta Kreasi.
Lagi-lagi Lippo bisa menang melawan para penggugat. Pengadilan menolak gugatan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) perusahaan yang menjadi vendor mega proyek Meikarta. Penolakan tersebut karena tidak ada kontrak apapun di antara para pihak yang menimbulkan hubungan hukum (utang piutang) antar kedua pihak.
Terakhir terjadi kemarin. Seperti dilansir dari detikcom, Senin (15/10/2018) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan OTT di Kabupaten Bekasi terkait proyek Meikarta. Ada 10 orang yang diamankan dalam OTT KPK.
Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan membenarkan OTT terkait proyek Meikarta. "Ya," ujar Basaria kepada detikcom, Senin (15/10/2018).
Pihak-pihak yang ditangkap KPK antara lain, Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Jamaludin, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Bekasi Sahat MBJ Najor, Dewi Tisnawati (Kepala Dinas DPMPTSP Kabupaten Bekasi), dan Neneng Rahmi (Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi).
Para pejabat pemkab Bekasi yang ditetapkan sebagai tersangka diduga menerima total duit Rp 7 miliar dari pihak pemberi. Duit itu merupakan bagian dari commitment fee fase pertama Rp 13 miliar.
Selain itu, KPK juga menangkap Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro. Billy ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek Meikarta.
Seperti dilansir dari detikcom, Senin (15/10/2018) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan OTT di Kabupaten Bekasi terkait proyek Meikarta. Ada 10 orang yang diamankan dalam OTT KPK.
Pihak-pihak yang ditangkap KPK antara lain, Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Jamaludin, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Bekasi Sahat MBJ Najor, Dewi Tisnawati (Kepala Dinas DPMPTSP Kabupaten Bekasi), dan Neneng Rahmi (Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi).
Para pejabat pemkab Bekasi yang ditetapkan sebagai tersangka diduga menerima total duit Rp 7 miliar dari pihak pemberi. Duit itu merupakan bagian dari commitment fee fase pertama Rp 13 miliar.
Dalam perkara ini, KPK juga menangkap Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro. Billy ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek Meikarta.
Kasus inilah yang berpotensi mengganggu penjualan proyek Meikarta. Jika target penjualan tidak tercapai dalam enam bulan ke depan, bukan tidak mungkin perseroan akan mengalami kesulitan keuangan.
(hps/wed) Next Article Proyek Meikarta Terjerat KPK, 2 Saham Properti Lippo Anjlok
Most Popular