Angin Segar Rupiah, Neraca Dagang September Diramal Membaik
Alfado Agustio,
CNBC Indonesia
11 October 2018 17:53
Kembali pada proyeksi BI tentang neraca perdagangan di September 2018, apakah benar defisit bisa dikurangi atau bahkan surplus?
Â
Hal ini bisa jadi benar. Semenjak Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk mengurangi volume impor di bulan Juli, nilai impor Indonesia utamanya non-migas mengalami penurunan di periode Juli-Agustus 2018.
Â
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2108, impor Indonesia utamanya non migas mengalami penurunan. impor migas juga mengalami penurunan namun kurang signifikan.
Â
Â
Penurunan impor non migas disumbang oleh turunnnya impor 5 besar komoditas utama seperti mesin, besi & baja, plastik, kendaraan & spare part dan bahan kimia organik
Â
Â
Tren penurunan ini kemungkinan berlanjut pada September ini, terutama dengan melihat depresiasi rupiah yang semakin parah.
Â
Namun fokus pemerintah bukan saja mengurangi impor non-migas semata, akan tetapi juga dari sisi migas. Sebab impor migas merupakan biang kerok yang menyebabkan neraca perdagangan Indonesia defisit.
Â
Misalnya pada agustus lalu, impor migas mencapai US$3,04 miliar atau naik lebih dari US$1 miliar dari Agustus 2017 sebesar US$2,01 miliar.
Â
Di tengah tren kenaikan harga minyak dunia terutama brent hingga di atas US$ 80/barel, tentu jadi beban lebih bagi devisa negara.
Â
Untuk itu, fokus pemerintah guna memperbaiki neraca perdagangan tidak hanya mengurangi impor dari sisi non-migas, akan tetapi migas.Â