
Pertumbuhan 2019 Dipangkas, Bursa Singapura Dibuka Merah
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
10 October 2018 08:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan hari ini dibuka melemah, yang merupakan pelemahan tiga hari berturut-turut. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan lebih lambat dibanding proyeksi sebelumnya menjadi sentimen yang mempengaruhi minat investor untuk bertransaksi hari ini.
Indeks Straits Time hingga pukul 08.11 WIB atau 09.11 waktu setempat terkoreksi 0,11% ke level 3.163,22 poin. Nilai perdagangan mencapai SGD 101,4 juta dari volume transaksi sebanyak 107, juta saham.
Saham-saham yang mengalami koreksi diantaranya saham, Haw Par yang turun 0,17% saham Venture turun 0,11%, saham UOB turun 0,09%, saham DBS turun 0,07% dan saham Bukit Sembawang turun 0,04%.
Kemarin, dalam pertemuan tahunan di Bali, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2018 dan 2019 sebesar 3,7%. Lebih lambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,9%.
Faktor utama penyebab perlambatan ekonomi global adalah perang dagang AS vs China. Perang dagang diperkirakan akan mengganggu rantai pasok global.
"Bea masuk AS yang dikenakan terhadap produk China akan mengganggu rantai pasok, terutama jika ada pembalasan. Kebijakan perdagangan dan ketidakpastian sudah berdampak kepada berbagai perusahaan," tegas Maurice Obstfeld, Kepala Ekonom IMF, dalam pidatonya di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali, kemarin.
Sedangkan nasib rupiah tidak seberuntung IHSG, karena melemah 0,07% di hadapan greenback. Rupiah bergerak searah dengan mata uang utama Asia lainnya yang juga mengalami depresiasi.
Memang sulit menandingi keperkasaan dolar AS karena permintaan terhadap mata uang ini sedang tinggi. Penguatan dolar AS terjadi seiring semakin dekatnya lelang obligasi pemerintah Negeri Paman Sam.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Indeks Straits Time hingga pukul 08.11 WIB atau 09.11 waktu setempat terkoreksi 0,11% ke level 3.163,22 poin. Nilai perdagangan mencapai SGD 101,4 juta dari volume transaksi sebanyak 107, juta saham.
Saham-saham yang mengalami koreksi diantaranya saham, Haw Par yang turun 0,17% saham Venture turun 0,11%, saham UOB turun 0,09%, saham DBS turun 0,07% dan saham Bukit Sembawang turun 0,04%.
Faktor utama penyebab perlambatan ekonomi global adalah perang dagang AS vs China. Perang dagang diperkirakan akan mengganggu rantai pasok global.
"Bea masuk AS yang dikenakan terhadap produk China akan mengganggu rantai pasok, terutama jika ada pembalasan. Kebijakan perdagangan dan ketidakpastian sudah berdampak kepada berbagai perusahaan," tegas Maurice Obstfeld, Kepala Ekonom IMF, dalam pidatonya di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali, kemarin.
Sedangkan nasib rupiah tidak seberuntung IHSG, karena melemah 0,07% di hadapan greenback. Rupiah bergerak searah dengan mata uang utama Asia lainnya yang juga mengalami depresiasi.
Memang sulit menandingi keperkasaan dolar AS karena permintaan terhadap mata uang ini sedang tinggi. Penguatan dolar AS terjadi seiring semakin dekatnya lelang obligasi pemerintah Negeri Paman Sam.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Most Popular