Ini Cara Pengusaha Siasati Pelemahan Rupiah
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
09 October 2018 15:38

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Para pengusaha harus memutar otak dan mencari berbagai cara untuk menahan kerugian yang mungkin timbul dariĀ pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang masih terus berlanjut.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani mengatakan beberapa importir akan mulai menggunakan mata uang selain dolar AS dalam transaksi dengan rekan-rekan dagangnya dari negara lain.
"Kami dari Apindo sudah mulai mendorong inisiatif untuk mengubah neraca perdagangan kita ke [mata uang] selain dolar AS, kecuali dengan Amerika karena secara alamiah harus dolar AS, ke mata uang rekan dagang kita," kata Hariyadi saat ditemui di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank) atau IMF-WB Annual Meetings di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).
Ia mengatakan upaya tersebut akan dimulai dari transaksi impor dengan China. Kondisi mata uang Negeri Tirai Bambu yang tengah melemah dan posisi neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit dipandang sebagai peluang agar China mau bertransaksi menggunakan mata uangnya sendiri dibandingkan greenback.
"Kita [pengusaha] diuntungkan karena yuan melemah juga. Dari kita otomatis dari segi hitung-hitungan dagangnya lebih murah," kata Hariyadi.
Pendekatan itu akan dilakukan secara business to business namun ia mengatakan pengusaha membutuhkan dukungan bank sentral.
"Yang jelas kita minta BI supaya mereka sediakan likuiditasnya. Jadi, kalau kami perlu renminbi, [mata uangnya] ada. Ini belum efektif. Nanti seusai acara ini kami akan bertemu BI," kata Hariyadi.
(dru) Next Article Uji Nyali Rupiah di 2020
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani mengatakan beberapa importir akan mulai menggunakan mata uang selain dolar AS dalam transaksi dengan rekan-rekan dagangnya dari negara lain.
"Kami dari Apindo sudah mulai mendorong inisiatif untuk mengubah neraca perdagangan kita ke [mata uang] selain dolar AS, kecuali dengan Amerika karena secara alamiah harus dolar AS, ke mata uang rekan dagang kita," kata Hariyadi saat ditemui di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank) atau IMF-WB Annual Meetings di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).
Ia mengatakan upaya tersebut akan dimulai dari transaksi impor dengan China. Kondisi mata uang Negeri Tirai Bambu yang tengah melemah dan posisi neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit dipandang sebagai peluang agar China mau bertransaksi menggunakan mata uangnya sendiri dibandingkan greenback.
"Kita [pengusaha] diuntungkan karena yuan melemah juga. Dari kita otomatis dari segi hitung-hitungan dagangnya lebih murah," kata Hariyadi.
Pendekatan itu akan dilakukan secara business to business namun ia mengatakan pengusaha membutuhkan dukungan bank sentral.
"Yang jelas kita minta BI supaya mereka sediakan likuiditasnya. Jadi, kalau kami perlu renminbi, [mata uangnya] ada. Ini belum efektif. Nanti seusai acara ini kami akan bertemu BI," kata Hariyadi.
(dru) Next Article Uji Nyali Rupiah di 2020
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular