
Matahari Mulai Beroperasi di Palu, Sempat Tutup karena Gempa
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
08 October 2018 16:55

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengatakan salah satu toko miliknya di wilayah gempa dan tsunami Palu Sulawesi Tengah saat ini sudah mulai beroperasi kembali.
Corporate Secretary Matahari Perseroan Miranti Hadisusilo tidak ada kerugian berarti yang dialami oleh perseroan. Walaupun paska kejadian tersebut, seluruh produk milik perseroan habis dijarah korban gempa yang selamat di wilayah tersebut.
"Memang barang habis semuanya, tapi semuanya di cover asuransi. Jadi kan ada barang konsinyasi itu di tanggung oleh masing-masing supplier, jadi yang barang milik kami itu memang sudah agreement kalau wajib diasuransikan," ungkap Miranti di Hotel Aryaduta, Senin (8/10/18).
Ia menambahkan, untuk satu toko berukuran di Palu tersebut, perseroan menganggarkan sekitar Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar untuk modal awal.
Namun, untuk saat ini, pengoperasian bisa dilakukan walaupun jumlah produk-produk yang dijual masih belum semaksimal sebelumnya, terutama terkait kelistrikan di wilayah Palu.
"Kami tutup itu selama seminggu ya, terus listrik juga tidak ada jadi buka lagi kemarin pakai jenset dengan listriknya yang masih minimal," tambahnya.
Perseroan mengungkapan bahwa satu toko yang berlokasi di Grand Palu tersebut hanya berkontribusi kepada 1% pendapatan tahunan miliknya.
Namun manajemen Matahari menegaskan tidak ada kerugian berarti yang dialami perseroan sebagai dampak dari bencana Gempa di Palu dan Donggala tersebut. "Kami tidak menghitung secara keseluruhan potensial lost-nya, namun kalau klaim asuransi kami sedang melakukan proses pencairan," tambahnya.
(hps/hps) Next Article Dampak COVID-19, Matahari Tutup Gerai tapi Tidak PHK Karyawan
Corporate Secretary Matahari Perseroan Miranti Hadisusilo tidak ada kerugian berarti yang dialami oleh perseroan. Walaupun paska kejadian tersebut, seluruh produk milik perseroan habis dijarah korban gempa yang selamat di wilayah tersebut.
"Memang barang habis semuanya, tapi semuanya di cover asuransi. Jadi kan ada barang konsinyasi itu di tanggung oleh masing-masing supplier, jadi yang barang milik kami itu memang sudah agreement kalau wajib diasuransikan," ungkap Miranti di Hotel Aryaduta, Senin (8/10/18).
Ia menambahkan, untuk satu toko berukuran di Palu tersebut, perseroan menganggarkan sekitar Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar untuk modal awal.
Namun, untuk saat ini, pengoperasian bisa dilakukan walaupun jumlah produk-produk yang dijual masih belum semaksimal sebelumnya, terutama terkait kelistrikan di wilayah Palu.
"Kami tutup itu selama seminggu ya, terus listrik juga tidak ada jadi buka lagi kemarin pakai jenset dengan listriknya yang masih minimal," tambahnya.
Perseroan mengungkapan bahwa satu toko yang berlokasi di Grand Palu tersebut hanya berkontribusi kepada 1% pendapatan tahunan miliknya.
Namun manajemen Matahari menegaskan tidak ada kerugian berarti yang dialami perseroan sebagai dampak dari bencana Gempa di Palu dan Donggala tersebut. "Kami tidak menghitung secara keseluruhan potensial lost-nya, namun kalau klaim asuransi kami sedang melakukan proses pencairan," tambahnya.
(hps/hps) Next Article Dampak COVID-19, Matahari Tutup Gerai tapi Tidak PHK Karyawan
Most Popular