Sah, Matahari Buyback Saham Rp 1,25 T

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
08 October 2018 16:00
Dengan target pembelian kembali saham dilakukan paling lambat 18 bulan kedepan yakni 7 April 2020 mendatang.
Foto: Detik Foto/ Agung Pambudhy
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemegang saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sepakat untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak-banyaknya 7% atau 204,25 juta unit saham dari modal disetor dan ditempatkan milik perseroan.

Melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, perseroan menyiapkan dana maksimal senilai Rp 1,25 triliun dengan harga maksimal buyback saham dibatasi sebesar Rp 13.330/saham.

"Pembelian kembali saham perseroan ini merupakan salah satu bentuk usaha perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan kinerja saham LPFF," ujar Richard Gibson Wakil Presiden Direktur Perseroan, di Hotel Aryaduta, Senin (8/10/18).

"Hal ini akan memberikan fleksibilitas kepada perseroan dalam mengelola modal untuk mencapai struktur permodalan yang lebih efisien," tambahnya.

Sementara itu, Corporate Secretary Matahari Perseroan Miranti Hadisusilo menyatakan dana buyback saham tersebut berasal dari kas internal perseroan. Dengan target pembelian kembali saham dilakukan paling lambat 18 bulan kedepan yakni 7 April 2020 mendatang.

"Sampai Juni ini kas intrnal kami Rp 2 triliun-an, jadi kami juga melihat bahwa harga saham kita sudah under value. Investor juga banyak yang nanya kenapa tidak buyback saham," ujar Miranti.

Sebagai tambahan informasi, hingga sesi II perdagangan hari ini (15.25 WIB) harga saham LPFF tercatat meningkat 3,47% dengan volume perdagangan sebanyak 1,55 juta unit saham senilai Rp 10,35 miliar.

Tambah Gerai
Pada kesempatan yang sama perseroan juga berencana menambah satu gerai baru di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi hingga Rp 30 miliar.

Miranti menjelaskan untuk tahun ini LPFF telah menambah 3 gerai baru, sehingga jumlah toko Matahari miliknya telah mencapai 156 gerai.

"Sebelumnya kami kans udah buka dua gerai jadi sampai akhir tahun tambah satu lagi. Sedangkan untuk toko yang ditutup itu di Medan, hanya satu di tahun ini yang letaknya di Grand Palladium mall," ujar Miranti di Hotel Aryaduta, Senin (8/10/18).

Ia menambahkan penambahan gerai baru tersebut masuk dalam anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang berkisar antara Rp 250 miliar hingga Rp 250 miliar pada tahun ini.

Lebih lanjut, perseroan belum memiliki daftar rencana penambahan gerai barunya untuk periode 2019 mendatang.

"Tahun depan masih belum, karena kami sedang menyusun lagi karena banyak yang mundur kan, jadi akan dilihat lagi," tambahnya.

Sementara itu perseroan memperkirakan pertumbuhan pendapatan di kuartal III tahun ini masih mencatatkan kinerja yang positif. Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Namun pihaknya menegaskan untuk menunggu laporan keuangan perseroan yang akan saat ini sedang dalam tahapan audit.

"Semester I kan ada lebaran Idul Fitri, jadi memang itu merupakan peak season kami namun kalau secara average kurang lebih sama ya," ungkap Miranti.

Tarif Impor
Perseroan menyatakan bahwa kebijakan pemerintah menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 kepada 1.147 barang impor menjadi 10% tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Miranti mengatakan saat ini mayoritas (80%) produk yang dimiliki oleh Matahari Department Store berasal dari dalam negeri atau lokal. Sedangkan sisanya merupakan produk impor konsinyasi yang berasal dari supplier.

"Kami kebanyakan lokal, jadi impornya memang sedikit sekali. Kalaupun ada impor itu produk konsinyasi misalnya seperti produk Levis jadi bukan stok milik kami," ujarnya.

Lebih lanjut, perseroan juga menyatakan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini tidak berpengaruh kepada penjualan perusahaan.

"Kami rupiah semua, seperti capex-nya, belanja stok juga rupiah dan kami tidak mempunyai utang dengan dolar AS. Jadi baik-baik saja sama seperti sebelumnya," tambah Miranti.
(hps) Next Article Saham Jatuh 9%, LINK Buyback Saham Hingga Rp 1,3 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular