Harga Minyak Kedelai Loyo, Harga CPO Turun 2 Hari Beruntun

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
08 October 2018 15:57
Harga CPO kontrak Desember bergerak melemah 0,72% ke level MYR 2.205/ton pada perdagangan hari ini Senin (8/10/2018) hingga pukul 14.00 WIB.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Desember di Bursa Derivatif Malaysia bergerak melemah 0,72% ke level MYR 2.205/ton pada perdagangan hari ini Senin (8/10/2018) hingga pukul 14.00 WIB.

Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini sudah melemah secara 2 hari berturut-turut. Pergerakan harganya seolah kehilangan energi di awal pekan ini, pasca di sepanjang pekan lalu mampu menguat 2% lebih secara point-to-point.

Pelemahan harga sang rival minyak kedelai, serta groginya pelaku pasar menanti rilis data resmi industri minyak kelapa sawit Malaysia, menjadi pemberat harga CPO hari ini.



Harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) terkoreksi 0,68% pada perdagangan overnight. Harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini lantas sudah melemah secara 2 hari berturut-turut.

Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.

Kemudian, pelaku pasar cenderung bermain aman menjelang pengumunan data resmi industri minyak kelapa sawit Malaysia oleh Malaysian Palm Oil Board (MPOB). Data ini akan dirilis pada hari Rabu (10/10/2018) waktu setempat.

Pelaku pasar akan mewaspadai karakteristik suplai-permintaan komoditas minyak kelapa sawit Negeri Jiran. Berdasarkan konsensus yang dihimpun Reuters, stok minyak kelapa sawit Malaysia menurun 0,7% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 2,47 juta ton.

Turunnya stok sebagian besar didorong oleh melonjaknya ekspor, yang diestimasikan meningkat 50% MtM ke 1,65 juta ton. Nilai itu berpotensi memecahkan rekor tertinggi dalam 2 tahun terakhir sekaligus peningkatan bulanan terbesar sejak Oktober 2006.

Responden di survei Reuters menambahkan bahwa laju ekspor didukung oleh pemangkasan pajak ekspor CPO Malaysia menjadi 0% pada September, dari sebelumnya 4,5% di Agustus. Selain itu, kuatnya pembelian dari India menjelang perayaan Diwali awal November mendatang, juga menopang masifnya ekspor di bulan lalu.

Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit Negeri Jiran diprediksikan meningkat 14,7% MtM ke 1,86 juta ton. Nilai produksi itu merupakan yang tertinggi sejak November 2017. Sebagai tambahan, nilai produksi ini diestimasikan masih akan melambung, dan memuncak pada November 2018.

Produksi CPO Malaysia memang pada umumnya meningkat pada kuartal III dan kuartal IV tiap tahunnya, seiring dengan pola musimannya.

Sebelum data-data di atas resmi diumumkan pada esok lusa, investor nampaknya memilih untuk memasang posisi wait and see, sehingga cenderung menahan pergerakan harga CPO hari ini.  

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

(RHG/gus) Next Article Senyum Bos CPO Kembali Lebar, Ada yang Bangkit Dari Kubur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular