
Ekonomi AS Kian Membaik, Bursa Singapura Dibuka Tertekan
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
08 October 2018 08:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan pagi ini dibuka terkoreksi sejalan dengan mayoritas bursa saham Asia lainnya. Para pemodal di Negeri Singapura tampaknya mulai memperhitungkan kemungkinan kenaikan kenaikan suku Bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) setelah rilis sejumlah data ekonomi negara tersebut menggembirakan.
Indeks Straits Time dibuka terkoreksi 0,67% ke level 3.209,79 atau berkurang 21,8 poin. Sejumlah saham yang menjadi pendorong pelemahan bursa Singapura diantranya, saham Jardin C&C yang turun 0,61%, Venture turun 0,52%, UOB turun 0,36%, DBS turun 0,15% dan JSH USD turun 0,14%.
Akhir pekan lalu, survei ADP menunjukkan, perekonomian AS menciptakan 230.000 lapangan kerja sepanjang September. Ini adalah angka tertinggi sejak Februari.
Kemudian survei Institute of Supply Management (ISM) menyebutkan indeks aktivitas non-manufaktur pada September sebesar 61,6 atau naik 3,1 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 1997.
Pencapaian ini menunjukkan ada potensi peningkatan permintaan. Jika tidak direm, maka akan menimbulkan overheating alias pertumbuhan permintaan yang terlalu kencang dan tidak bisa diimbangi oleh penawaran. Akan tercipta inflasi yang sebenarnya tidak perlu.
Cara paling efektif untuk menekan permintaan adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. Melihat prospek permintaan di AS yang terus meningkat, The Federal Reserve/The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga secara gradual.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Indeks Straits Time dibuka terkoreksi 0,67% ke level 3.209,79 atau berkurang 21,8 poin. Sejumlah saham yang menjadi pendorong pelemahan bursa Singapura diantranya, saham Jardin C&C yang turun 0,61%, Venture turun 0,52%, UOB turun 0,36%, DBS turun 0,15% dan JSH USD turun 0,14%.
Akhir pekan lalu, survei ADP menunjukkan, perekonomian AS menciptakan 230.000 lapangan kerja sepanjang September. Ini adalah angka tertinggi sejak Februari.
Pencapaian ini menunjukkan ada potensi peningkatan permintaan. Jika tidak direm, maka akan menimbulkan overheating alias pertumbuhan permintaan yang terlalu kencang dan tidak bisa diimbangi oleh penawaran. Akan tercipta inflasi yang sebenarnya tidak perlu.
Cara paling efektif untuk menekan permintaan adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. Melihat prospek permintaan di AS yang terus meningkat, The Federal Reserve/The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga secara gradual.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Most Popular