
Kenapa Naikkan Harga BBM Jadi Solusi Penyelamatan Rupiah?
Roy Franedya, CNBC Indonesia
06 October 2018 11:46

Tim riset Bank Mandiri memproyeksikan, kas keuangan Pertamina akan tertekan sebesar Rp 2,8 triliun untuk setiap US$ 1 kenaikan harga minyak dunia. Ini belum memperhitungkan dampak depresiasi nilai tukar.
Setiap Rp 100 depresiasi rupiah terhadap dolar AS, kerugian operasional perusahaan pelat merah tersebut diperkirakan mencapai Rp 1,6 triliun.
Dalam temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan pendapatan perusahaan migas pelat merah tersebut tergerus sebesar Rp 26,30 triliun akibat selisih Harga Jual Eceran (HJE) formula dengan HJE penetapan pemerintah atas penyaluran jenis bahan bakar tertentu solar/biosolar dan Jenis bahan bakar khusus penugasan di 2017.
Mudahnya adalah, selisih harga BBM yang dijual pemerintah dan harga pasar.
"Harga Jual Eceran pemerintah atas penyaluran jenis bahan bakar tertentu solar/bio solar dan bahan bakar khusus penugasan tahun 2017 lebih rendah dari formulasi membebani PT Pertamina sebesar Rp 26,30 triliun dan AKR sebesar Rp 259 miliar," tulis ikhtisar laporan BPK sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Selasa, (2/10/2018).
Alhasil, di 2017 lalu laba BUMN migas terbesar RI ini pun merosot 23% dibanding 2016. Jadi US$ 2,41 miliar dari US$ 3,15 miliar yang pernah dicapai di tahun sebelumnya.
Sementara di 2018, dengan kebijakan dan kondisi serupa yakni harga minyak dunia naik sementara harga BBM tidak bisa disesuaikan, kondisi keuangan Pertamina juga sudah bikin ketar ketir.
(roy/roy)
Setiap Rp 100 depresiasi rupiah terhadap dolar AS, kerugian operasional perusahaan pelat merah tersebut diperkirakan mencapai Rp 1,6 triliun.
Dalam temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan pendapatan perusahaan migas pelat merah tersebut tergerus sebesar Rp 26,30 triliun akibat selisih Harga Jual Eceran (HJE) formula dengan HJE penetapan pemerintah atas penyaluran jenis bahan bakar tertentu solar/biosolar dan Jenis bahan bakar khusus penugasan di 2017.
"Harga Jual Eceran pemerintah atas penyaluran jenis bahan bakar tertentu solar/bio solar dan bahan bakar khusus penugasan tahun 2017 lebih rendah dari formulasi membebani PT Pertamina sebesar Rp 26,30 triliun dan AKR sebesar Rp 259 miliar," tulis ikhtisar laporan BPK sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Selasa, (2/10/2018).
Alhasil, di 2017 lalu laba BUMN migas terbesar RI ini pun merosot 23% dibanding 2016. Jadi US$ 2,41 miliar dari US$ 3,15 miliar yang pernah dicapai di tahun sebelumnya.
Sementara di 2018, dengan kebijakan dan kondisi serupa yakni harga minyak dunia naik sementara harga BBM tidak bisa disesuaikan, kondisi keuangan Pertamina juga sudah bikin ketar ketir.
![]() |
(roy/roy)
Pages
Most Popular