
Meski Naik Terbatas, Harga CPO Lanjut Reli 4 Hari Beruntun
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
05 October 2018 13:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Desember di Bursa Derivatif Malaysia bergerak menguat tipis 0,04% ke level MYR 2.231/ton pada perdagangan hari ini Jumat (5/10/2018) hingga pukul 11.30 WIB (penutupan perdagangan sesi 1).
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini sudah menguat secara 4 hari berturut-turut, dan masih betah di posisi tertingginya dalam 3 pekan terakhir, atau sejak pertengahan September 2018.
Sentimen positif bagi pergerakan harga hari ini datang dari pelaku pasar yang kini mengekspektasikan penambahan stok minyak kelapa sawit Malaysia yang terbatas di bulan September. Meski demikian, pelemahan harga sang rival minyak kedelai, serta ekspektasi kenaikan produksi membatasi penguatan harga komoditas minyak nabati ini.
"Antisipasi dari peningkatan stok (minyak kelapa sawit) di September, telah mendukung sentimen pasar," ucap trader yang berbasis di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Reuters.
Kenaikan stok yang nampaknya lebih sedikit dari perkiraan ini didukung oleh kuatnya ekspor Negeri Jiran di sepanjang bulan September. Ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia tercatat meningkat 49,2% secara bulanan (month-to-month/MtM) pada bulan lalu, mengutip data dari AmSpec Agri Malaysia. Sedangkan menurut Intertek Testing Services, ekspor tumbuh 51,6% MtM.
Meski demikian, pelaku pasar juga dibuat ketar-ketir oleh tingkat produksi CPO Malaysia yang tinggi. Produksi negara produsen CPO terbesar kedua di dunia ini biasanya memang meningkat di kuartal-III dan kuartal-IV tahun berjalan, sejalan dengan pola musimannya.
Apabila pertumbuhan produksi ternyata lebih kencang dari perkiraan, maka harapan stok tumbuh terbatas dipastikan pupus di tengah jalan. Hal ini lantas membatasi pergerakan harga CPO siang ini.
Selain itu, harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) terkoreksi 0,81% pada perdagangan overnight. Reli selama 3 hari berturut-turut sebelumnya pun putus.
Faktor yang mendorong pelemahan harga minyak kedelai adalah aksi ambil untung investor. Harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini memang naik kencang dalam beberapa waktu terakhir. Dalam sepekan terakhir saja, kenaikannya sudah nyaris 3%. Oleh karena itu, pelaku pasar pun tergoda untuk merealisasikan keuntungannya.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah. Hal ini ikut membebani pergerakan harga hari ini.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini sudah menguat secara 4 hari berturut-turut, dan masih betah di posisi tertingginya dalam 3 pekan terakhir, atau sejak pertengahan September 2018.
Sentimen positif bagi pergerakan harga hari ini datang dari pelaku pasar yang kini mengekspektasikan penambahan stok minyak kelapa sawit Malaysia yang terbatas di bulan September. Meski demikian, pelemahan harga sang rival minyak kedelai, serta ekspektasi kenaikan produksi membatasi penguatan harga komoditas minyak nabati ini.
"Antisipasi dari peningkatan stok (minyak kelapa sawit) di September, telah mendukung sentimen pasar," ucap trader yang berbasis di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Reuters.
Kenaikan stok yang nampaknya lebih sedikit dari perkiraan ini didukung oleh kuatnya ekspor Negeri Jiran di sepanjang bulan September. Ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia tercatat meningkat 49,2% secara bulanan (month-to-month/MtM) pada bulan lalu, mengutip data dari AmSpec Agri Malaysia. Sedangkan menurut Intertek Testing Services, ekspor tumbuh 51,6% MtM.
Meski demikian, pelaku pasar juga dibuat ketar-ketir oleh tingkat produksi CPO Malaysia yang tinggi. Produksi negara produsen CPO terbesar kedua di dunia ini biasanya memang meningkat di kuartal-III dan kuartal-IV tahun berjalan, sejalan dengan pola musimannya.
Apabila pertumbuhan produksi ternyata lebih kencang dari perkiraan, maka harapan stok tumbuh terbatas dipastikan pupus di tengah jalan. Hal ini lantas membatasi pergerakan harga CPO siang ini.
Selain itu, harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) terkoreksi 0,81% pada perdagangan overnight. Reli selama 3 hari berturut-turut sebelumnya pun putus.
Faktor yang mendorong pelemahan harga minyak kedelai adalah aksi ambil untung investor. Harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini memang naik kencang dalam beberapa waktu terakhir. Dalam sepekan terakhir saja, kenaikannya sudah nyaris 3%. Oleh karena itu, pelaku pasar pun tergoda untuk merealisasikan keuntungannya.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah. Hal ini ikut membebani pergerakan harga hari ini.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular