Rupiah di Rp 15.000/US$, Jangan Terlalu Lebay Juga Sikapinya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 October 2018 10:19

Meski begitu, depresiasi rupiah yang terlalu lama juga tidak sehat. Saat ini mungkin pelemahan rupiah belum begitu terasa, karena dunia usaha sudah melakukan impor beberapa bulan sebelumnya saat rupiah belum selemah sekarang. Risiko kurs belum terlalu berdampak pada harga jual ke konsumen.
Namun sampai berapa lama pengusaha bisa menahan harga tidak naik? Jika stok yang diimpor beberapa bulan sebelumnya itu habis, maka mereka harus mengimpor dengan biaya yang lebih mahal karena rupiah semakin melemah.
Saat ini terjadi, maka kenaikan harga di tingkat konsumen sulit dihindari. Harga mi instan akan naik, harga obat akan naik, harga susu akan naik. Pelemahan rupiah yang berlangsung lama akan membahayakan masyarakat juga.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah, ada baiknya kita tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi pelemahan rupiah. Sebab untuk saat ini (sekali lagi, untuk saat ini) dampaknya belum terlalu dirasakan oleh masyarakat umum, wong cilik, kita kebanyakan.
Namun jangan juga kemudian kita mengabaikan pelemahan rupiah. Ketika rupiah melemah terlalu lama, maka wong cilik juga akan merasakan dampaknya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru)
Namun sampai berapa lama pengusaha bisa menahan harga tidak naik? Jika stok yang diimpor beberapa bulan sebelumnya itu habis, maka mereka harus mengimpor dengan biaya yang lebih mahal karena rupiah semakin melemah.
Saat ini terjadi, maka kenaikan harga di tingkat konsumen sulit dihindari. Harga mi instan akan naik, harga obat akan naik, harga susu akan naik. Pelemahan rupiah yang berlangsung lama akan membahayakan masyarakat juga.
Namun jangan juga kemudian kita mengabaikan pelemahan rupiah. Ketika rupiah melemah terlalu lama, maka wong cilik juga akan merasakan dampaknya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular