Analisis Teknikal

Rupiah Melemah & Asing Net Sell, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 October 2018 07:50
Rupiah kembali terdepresiasi 0,2% ke level Rp 15.070/US$.
Ilustrasi IHSG (Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali terdepresiasi. Pada penutupan perdagangan Rabu (3/10/2018) rupiah melemah 0,2% ke level Rp 15.070/US$. Pelemahan terjadi lantaran dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat, gaduh politik di Italia, dan potensi kenaikan suku bunga the Fed menjadi 2,5%-3% akhir tahun ini menjadikan investor global lebih memilih greenback.

Hal itu diperburuk dengan naiknya harga minyak mentah dunia yang membuat pemerintah Indonesia harus menyiapkan kebutuhan dolar AS yang lebih banyak untuk mengimpor minyak. Sanksi AS kepada Iran menjadikan pasokan minyak mentah dunia berkurang. Akibatnya, minyak mentah jenis brent bertenger di level US$86/barel pada Kamis (4/10/2018) pagi ini.



Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melemah 0,13% ke level 5.867. Sektor konsumer menjadi pemberat dengan sumbangan 10 poin pelemahan, dengan penurunannya yaitu 0,85%.

Nilai perdagangannya hanya Rp 5,3 triliun dengan investor asing mulai melepas portofolio sahamnya senilai Rp 265 miliar di pasar reguler.

Hari ini kami perkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, rentang perdagangannya sendiri diperkirakan antara 5.900 hingga 5.815. Secara teknikal, kemungkinan tersebut masih memungkinkan untuk terjadi.

Sumber: Reuters
Pola grafik yang tergambar dalam grafik penutupan kemarin yakni lilin berputar (spinning candle), sifatnya sebenarnya netral atau tidak menunjukan arah tertentu. Namun, dengan penurunan cukup dalam sehari sebelumnya, ini berarti IHSG masih dibayangi potensi koreksi.

Indeks juga sedang dalam periode jangka pendek yang cenderung tertekan, indeks berada di bawah garis rata-rata harganya selama lima hari, seperti tercermin dari indikator teknikal rerata pergerakan (moving average/MA), di mana IHSG menembus grafik MA 5.



Dari AS, Survei yang dilakukan lembaga independen ISM, merilis data non-manufacturing index yang mencapai level rekor tertingginya, menjadikan bursa AS ditutup naik, yakni Indeks Dow Jones (+0,20%), S&P 500 (+0,07%) dan NASDAQ (+0,32%).

TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/prm) Next Article Waspada, IHSG Berpotensi Kembali Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular