Ini Tiupan Angin Global yang Paling Bikin BI Khawatir
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 October 2018 15:51
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian ekonomi global yang bersumber dari pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan kenaikan bunga acuan dianggap menjadi salah satu yang membuat nilai tukar rupiah menembus level Rp 15.000/US$.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bahkan tak ragu menyebut kondisi tersebut bagaikan tiupan angin kencang yang menyebabkan kondisi perekonomian suatu negara khususnya negara berkembang terkena imbasnya.
Namun, kedua faktor itu nyatanya bukan menjadi kekhawatiran utama bagi bank sentral. Tiupan dari ketegangan perang dagang, justru yang membuat Indonesia harus betul-betul memeriksa kesehatan badannya sendiri agar tidak 'masuk angin'.
"Kalau yang dua [perbaikan ekonomi AS dan kenaikan bunga acuan] kami bisa lalukan perkiraan. Yang ketiga ini sulit diperkirakan, sehingga kita perlu lakukan medical check up," kata Perry, di kompleks parlemen, Rabu (3/10/2018).
"[...] Jadi mana yang perlu dalam kondisi normal, tidak perlu diet. Tetapi dalam tekanan seperti sekarang, perlu diet," tegas mantan Deputi Gubernur BI.
Lantas, apa saja yang perlu dilakukan medical check up?
Perry mengemukakan, secara garisa besar, pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun laju inflasi masih relatif terkendali. Melihat dari sumber pertumbuhan, dia menilai saat ini sudah makin bervariasi
Namun, lesunya kinerja ekspor yang diiringi dengan lonjakan impor perlu tetap diperhatikan karena berkaitan dengan transaksi berjalan. Dalam kondisi sekarang, transaksi berjalan pun menjadi perhatian ekstra.
"Dalam kondisi sekarang, kita harus turunkan CAD [defisit transaksi berjalan] supaya badan tetap sehat," katanya.
(dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bahkan tak ragu menyebut kondisi tersebut bagaikan tiupan angin kencang yang menyebabkan kondisi perekonomian suatu negara khususnya negara berkembang terkena imbasnya.
Namun, kedua faktor itu nyatanya bukan menjadi kekhawatiran utama bagi bank sentral. Tiupan dari ketegangan perang dagang, justru yang membuat Indonesia harus betul-betul memeriksa kesehatan badannya sendiri agar tidak 'masuk angin'.
 Foto: Perry Warjiyo (CNBC Indonesia) |
"Kalau yang dua [perbaikan ekonomi AS dan kenaikan bunga acuan] kami bisa lalukan perkiraan. Yang ketiga ini sulit diperkirakan, sehingga kita perlu lakukan medical check up," kata Perry, di kompleks parlemen, Rabu (3/10/2018).
Perry mengemukakan, secara garisa besar, pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun laju inflasi masih relatif terkendali. Melihat dari sumber pertumbuhan, dia menilai saat ini sudah makin bervariasi
Namun, lesunya kinerja ekspor yang diiringi dengan lonjakan impor perlu tetap diperhatikan karena berkaitan dengan transaksi berjalan. Dalam kondisi sekarang, transaksi berjalan pun menjadi perhatian ekstra.
"Dalam kondisi sekarang, kita harus turunkan CAD [defisit transaksi berjalan] supaya badan tetap sehat," katanya.
(dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Most Popular