DPR Bingung, Ekonomi Diklaim Positif Tapi Dolar Rp 15.000

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 October 2018 11:22
Komisi XI DPR tak merasa kondisi nilai tukar rupiah saat ini betul-betul mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang sebenarnya.
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadapĀ dolar AS masih dalam tren melemah, dan sudah menembus level psikologis baru Rp 15.000/US$. Level tersebut, disebut sudah terlempar jauh dari fundamentalnya.

Meski demikian, Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tak merasa kondisi nilai tukar rupiah saat ini betul-betul mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang sebenarnya.

Hal tersebut dikemukakan Ketua Komisi XI DPR, Melchias Markus Mekeng, dalam sebuah seminar di Gedung DPR, Rabu (3/10/2018). Bagi komisi keuangan, kondisi ini jauh berbeda dengan yang terjadi di negeri Paman Sam.

"AS keluarkan indikator seperti pengurangan kemiskinan. Ekonomi positif, currency (nilai mata uang) akan menguat," kata Mekeng.

"Tapi (mata uang) kita tidak pernah menguat. Currency selalu melemah. Pertumbuhan ekonomi tumbuh 5%, inflasi terkendali, pengangguran turun, kemiskinan turun, tapi tidak mencerminkan kepada nilai tukar," tegasnya.



Pada Rabu (3/10/2018) pukul 10:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 15.075 di pasar spot. Mata uang Garuda melemah 0,23% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, Selasa (2/10/2018).

Menurut Mekeng, sumber utama yang membuat nilai tukar rupiah tertekan adalah karena defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang melebar pada kuartal II-2018 yang menyentuh level 3% dari PDB.

"Problem sekarang, neraca berjalan sudah hampir 3% dari PDB. Kami ingin mendengar ada solusi," katanya.
(wed/wed) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular