Internasional
Bos The Fed: Perang Dagang Tidak Sebabkan Inflasi
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
03 October 2018 07:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve/ The Fed mengatakan terus memantau pergerakan biaya tenaga kerja sebagai tanda-tanda kenaikan inflasi. Namun, The Fed menyatakan tidak melihat tanda-tanda tekanan kenaikan inflasi dari perang tarif impor antara AS dengan beberapa negara rekan dagangnya.
Meskipun telah berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan Meksiko dan Kanada yang akan mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), Negeri Paman Sam masih berseteru dengan China dan Uni Eropa (UE). Bea impor secara umum dipertimbangkan sebagai faktor inflasi karena dapat menyebabkan kenaikan harga barang.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan belum ada tanda-tanda sistemik dari perang bea masuk tersebut saat ini.
"Bea masuk potensial dapat menaikkan harga-harga, dan kemudian pertanyaannya adalah apakah ini akan menjadi kenaikan level harga saja ataukah akan juga menaikkan inflasi," ujarnya merespons pertanyaan setelah berpidato di hadapan Asosiasi Ekonomi Bisnis Nasional hari Selasa (2/10/2018), dikutip dari CNBC International.
"Kami tidak melihat itu dalam data kami," ujarnya. "Mungkin masih terlalu awal untuk melihat dampak kebijakan perdagangan tersebut terhadap inflasi."
AS dan China telah saling mengenakan bea impor terhadap berbagai produk. Negeri Paman Sam telah menjatuhkan bea masuk terhadap berbagai barang asal China senilai total US$250 miliar sepanjang tahun ini yang dibalas China dengan bea impor terhadap US$110 miliar produk AS.
Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan mengenakan lagi bea masuk terhadap US$267 miliar produk China, yang berarti seluruh impor AS dari Negeri Tirai Bambu akan terkena tarif masuk.
(prm) Next Article Lagi-lagi Bos The Fed Beri Sinyal Melunak
Meskipun telah berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan Meksiko dan Kanada yang akan mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), Negeri Paman Sam masih berseteru dengan China dan Uni Eropa (UE). Bea impor secara umum dipertimbangkan sebagai faktor inflasi karena dapat menyebabkan kenaikan harga barang.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan belum ada tanda-tanda sistemik dari perang bea masuk tersebut saat ini.
"Kami tidak melihat itu dalam data kami," ujarnya. "Mungkin masih terlalu awal untuk melihat dampak kebijakan perdagangan tersebut terhadap inflasi."
![]() |
Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan mengenakan lagi bea masuk terhadap US$267 miliar produk China, yang berarti seluruh impor AS dari Negeri Tirai Bambu akan terkena tarif masuk.
(prm) Next Article Lagi-lagi Bos The Fed Beri Sinyal Melunak
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular