
Kritik Keras Sri Mulyani: Soal Ekonomi Rentan & Dana Pensiun
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 September 2018 13:50

“Indonesia tidak cukup bagus dalam menerima dan meng-absorb direction policy global,”
Begitulah ungkapan Sri Mulyani di depan para pemangku kepentingan yang hadir dalam acara seminar tersebut.
Perang dagang AS vs China, normalisasi kebijakan moneter AS, serta kondisi geopolitik global disebut menjadi tantangan utama perekonomian setiap negara, tak terkecuali bagi Indonesia.
Namun, siapa yang tidak bisa beradaptasi dalam kondisi tersebut tentu akan terkena imbasnya, seperti Indonesia. Kurangnya pendalaman pasar keuangan, jadi biang kerok kenapa ekonomi domestik cukup rentan.
“Salah satu kenapa Indonesia mengalami tekanan yang sangat mudah jika lingkungan global berubah, karena Indonesia belum memiliki pendalaman pasar keuangan,” kata Sri Mulyani.
Perlu bukti? Bendahara negara mencontohkan salah satu indikator yang memperlihatkan bahwa pendalaman pasar keuangan domestik masih kurang.
Saat ini, total dana Industri Keuangan Non Bank (IKNB) mencapai Rp 2.279 triliun. Dari jumlah tersebut, total dana pensiun hanya sebesar Rp 266 triliun atau sekitar 11,7% dari total dana IKNB, dan 1,85% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Minimnya pengelolaan dana pensiun, diibaratkan seperti danau yang dangkal. Ketika ada seseorang yang melempar sesuatu ke danau tersebut, maka percikannya cukup memberikan pengaruh yang signifikan.
"Begitu ada orang yang melempar kerikil, percikannya besar sekali. Kalau Danau Toba, ada kapal jatuh tidak bisa dicari. Begitu sangat tenang dan stabil. Itu kenapa Indonesia perlu kerja keras perdalam pasar keuangan," katanya.
(dru)
Begitulah ungkapan Sri Mulyani di depan para pemangku kepentingan yang hadir dalam acara seminar tersebut.
Perang dagang AS vs China, normalisasi kebijakan moneter AS, serta kondisi geopolitik global disebut menjadi tantangan utama perekonomian setiap negara, tak terkecuali bagi Indonesia.
“Salah satu kenapa Indonesia mengalami tekanan yang sangat mudah jika lingkungan global berubah, karena Indonesia belum memiliki pendalaman pasar keuangan,” kata Sri Mulyani.
Perlu bukti? Bendahara negara mencontohkan salah satu indikator yang memperlihatkan bahwa pendalaman pasar keuangan domestik masih kurang.
Saat ini, total dana Industri Keuangan Non Bank (IKNB) mencapai Rp 2.279 triliun. Dari jumlah tersebut, total dana pensiun hanya sebesar Rp 266 triliun atau sekitar 11,7% dari total dana IKNB, dan 1,85% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Minimnya pengelolaan dana pensiun, diibaratkan seperti danau yang dangkal. Ketika ada seseorang yang melempar sesuatu ke danau tersebut, maka percikannya cukup memberikan pengaruh yang signifikan.
"Begitu ada orang yang melempar kerikil, percikannya besar sekali. Kalau Danau Toba, ada kapal jatuh tidak bisa dicari. Begitu sangat tenang dan stabil. Itu kenapa Indonesia perlu kerja keras perdalam pasar keuangan," katanya.
(dru)
Pages
Most Popular