OJK: Kenaikan Bunga Bank Tak Terhindarkan

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
23 September 2018 11:31
OJK sebut naiknya bunga bank saat ini tak bisa dihindari, meskipun sebenarnya bisa ditekan jika bank terkait melakukan efisiensi
Foto: CNBC Indonesia/Gita Rossiana
Jakarta, CNBC Indonesia- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara mengenai keputusan sejumlah perbankan nasional yang mengerek bunga deposito maupun kredit mengikuti kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengungkap alasan utama yang membuat perbankan nasional ikut mengerek bunga, mengikuti kenaikan bunga 7 Day Reverse Relo Rate bank sentral. "Kalau bank-nya melakukan efisiensi dengan baik, tidak seharusnya begitu. [...] Jadi tidak harus [menaikkan bunga] seperti itu. Tapi kalau terjadi, wajarlah," kata Heru di kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (23/9/2018).



Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Agustus lalu memutuskan, suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate naik 25 basis poin menjadi 5,5%. Dengan ini, maka suku bunga acuan sudah naik 125 basis poin sejak awal tahun. 

Keputusan tersebut, pun mulai diikuti dengan kenaikan bunga deposito maupun kredit perbankan. Bank Central Asia, menjadi salah satu perbankan yang sudah mengerek bunga deposito maupun kredit-nya.

Heru menilai, transmisi kenaikan bunga acuan bank sentral kepada suku bunga perbankan seharusnya tidak berjalan dengan cepat. Jika memang terjadi kenaikan, maka hal itu dianggap tak bisa dihindarkan.

"Kalau kita lihat sudah mulai ada yang naikin, ada yang nahan. Tapi kan tidak harus semuanya di teruskan ke bunga kredit," tegasnya.

"Kami harapkan bank itu semuanya efisiensi supaya tidak semua di pass-on ke kredit. Tapi kalau itu [kenaikkan bunga] terjadi, ya itu biasa saja. Kan mereka akan menyesuaikan secara alamiah. Kan pasti akan terjadi seperti itu," katanya.

OJK, kata Heru, saat ini belum melihat adanya perlombaan untuk mengerek bunga. Namun, cepat atau lambat kenaikan bunga BI pasti akan direspons perbankan dengan menaikkan bunga bank.

"Saya melihat mereka belum berlomba-lomba. Ada yang sudah naik, ada yang belum. Tapi yang belum itu artinya mereka menghitungnya tidak seketika. Mereka sedang menyesuaikan diri," ungkap Heru.




(gus) Next Article (Lagi) Pengusaha Mengeluh Bunga Bank di Indonesia Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular