
Bunga Bank Tinggi, Perusahaan Cenderung Pilih Obligasi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 September 2018 14:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Mandiri Sekuritas menyebutkan menerbitkan obligasi menjadi salah satu alternatif mencari sumber pembiayaan untuk karena cost of fund lebih rendah dibandingkan pinjaman perbankan dimana suku bunga kredit sedang tinggi. Tingkat bunga tinggi bisa menambah beban keuangan perusahaan.
Direktur Mandiri Sekuritas Andy Bratamihardja mengatakan ada kecenderungan perusahana mengganti sumber pembiayaan (switching) karena beban bunga tinggi tersebut. Dimana banyak perusahaan cenderung memilih obligasi untuk mengganti sumber pendanaan.
"Jadi bukan cari bunga yang murah tapi dia ingin lock biar sesuai dengan planning cost of fund. Kalau di bank kan pasti ikutin pasar, ada unsur floatingnya. Pas lagi naik itu yang dia bisa pusing, bisa menggerus keuangan perusahaan," kata Andy di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/9).
Meski demikian, tak semua jenis bisnis bisa melakukan switching pendanaan, seperti refinancing utang bank menjadi obligasi jangka panjang. Karena investor juga mempertimbangkan usaha yang dimiliki oleh emiten terlebih dahulu dan kemampuannya untuk membayarkan kupon saat jatuh tempo.
Meski demikian, sumber pendanaan dari perbankan juga tak sepenuhnya bisa ditinggalkan oleh korporasi. Lantaran kredit melalui perbankan dinilai lebih fleksibel dalam hal pengajuannya dan pembayarannya, meski tingkat bunganya floating menyesuaikan dengan tingkat bunga Bank Indonesia.
"Kalau ingin fleksibel line banknya hars tetap available, kalau bond udah lock dan planning pas jatuh tempo sudah sedia uang. Nah kalau perbankan dia sebenernya dia kelebihannya fleksibilitas dna proses cepat cuma bunganya mengambang," jelas dia.
(hps/hps) Next Article Perusahaan Fiber Optik Terbitkan Obligasi Rp 700 M
Direktur Mandiri Sekuritas Andy Bratamihardja mengatakan ada kecenderungan perusahana mengganti sumber pembiayaan (switching) karena beban bunga tinggi tersebut. Dimana banyak perusahaan cenderung memilih obligasi untuk mengganti sumber pendanaan.
"Jadi bukan cari bunga yang murah tapi dia ingin lock biar sesuai dengan planning cost of fund. Kalau di bank kan pasti ikutin pasar, ada unsur floatingnya. Pas lagi naik itu yang dia bisa pusing, bisa menggerus keuangan perusahaan," kata Andy di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/9).
Meski demikian, sumber pendanaan dari perbankan juga tak sepenuhnya bisa ditinggalkan oleh korporasi. Lantaran kredit melalui perbankan dinilai lebih fleksibel dalam hal pengajuannya dan pembayarannya, meski tingkat bunganya floating menyesuaikan dengan tingkat bunga Bank Indonesia.
"Kalau ingin fleksibel line banknya hars tetap available, kalau bond udah lock dan planning pas jatuh tempo sudah sedia uang. Nah kalau perbankan dia sebenernya dia kelebihannya fleksibilitas dna proses cepat cuma bunganya mengambang," jelas dia.
(hps/hps) Next Article Perusahaan Fiber Optik Terbitkan Obligasi Rp 700 M
Most Popular