
Kenaikan IHSG Terdongrak Penguatan Rupiah
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
21 September 2018 09:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini. Seiring dengan pergerakan bursa saham utama Asia, indeks dibuka naik 0,42% ke 5.956.
Indeks Topix di Jepang naik 0,53%, indeks Straits Times di Singapura naik 0,8%, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,58%, dan indeks Kospi naik 0,14%.
Pelaku pasar tampaknya masih dapat bernafas lebih lega hari ini karena tensi perang dagang masih dingin yang didukung juga oleh faktor pelemahan dolar AS.
Perang dagang yang mereda tercemin dari penetapan tarif bea masuk baru oleh pemerintahan Trump yang hanya 10% dan akan meningkat menjadi 25% justru memperlihatkan masih terbukanya potensi dialog dengan China.
Langkah balasan China yang menetapkan tarif bea masuk sebesar 10% juga menunjukkan keengganan dari kedua negara untuk berlama-lama tersandera oleh skenario perang dagang mereka sendiri.
Semalam, Dollar Index yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia melemah 0,69% di level 93,88 dan pagi ini berada pada 93,9 yang menunjukkan pelemahan 0,01%. Meskipun melemah, selisih penurunan dolar AS semakin tipis pagi ini.
Di hadapan rupiah, dolar AS masih melemah 0,07% menjadi Rp 14.830 per dolar AS pada pantauan terakhri 9:30 pagi ini.
Pelemahan dolar AS lebih disebabkan oleh kecenderungan pelaku pasar global menyikapi kondisi perang dagang yang berkelanjutan akan menekan kegiatan bisnis dan industri di AS sendiri. Risiko inflasi, penurunan produksi, perlambatan investasi, dan pertumbuhan ekonomi AS menjadi risiko baru yang muncul di mata investor global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article Perbankan Diproyeksi Tumbuh Stagnan
Indeks Topix di Jepang naik 0,53%, indeks Straits Times di Singapura naik 0,8%, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,58%, dan indeks Kospi naik 0,14%.
Pelaku pasar tampaknya masih dapat bernafas lebih lega hari ini karena tensi perang dagang masih dingin yang didukung juga oleh faktor pelemahan dolar AS.
Langkah balasan China yang menetapkan tarif bea masuk sebesar 10% juga menunjukkan keengganan dari kedua negara untuk berlama-lama tersandera oleh skenario perang dagang mereka sendiri.
Semalam, Dollar Index yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia melemah 0,69% di level 93,88 dan pagi ini berada pada 93,9 yang menunjukkan pelemahan 0,01%. Meskipun melemah, selisih penurunan dolar AS semakin tipis pagi ini.
Di hadapan rupiah, dolar AS masih melemah 0,07% menjadi Rp 14.830 per dolar AS pada pantauan terakhri 9:30 pagi ini.
Pelemahan dolar AS lebih disebabkan oleh kecenderungan pelaku pasar global menyikapi kondisi perang dagang yang berkelanjutan akan menekan kegiatan bisnis dan industri di AS sendiri. Risiko inflasi, penurunan produksi, perlambatan investasi, dan pertumbuhan ekonomi AS menjadi risiko baru yang muncul di mata investor global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article Perbankan Diproyeksi Tumbuh Stagnan
Most Popular