Rupiah Bangkit, Jadi Terbaik Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 September 2018 08:27
Waspada, Dolar AS Masih Simpan Senjata!
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Namun, pelemahan Dollar Index yang berada dalam rentang tipis menyimpan kekuatan untuk bangkit. Pasalnya, dolar AS juga punya senjata untuk menguat. 

Hal yang bisa menjadi stimulus bagi dolar AS adalah rapat The Federal Reserve/The Fed yang semakin dekat yaitu 26 September. Apalagi dalam rapat ini kemungkinan besar akan terjadi kenaikan suku bunga acuan. 

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin pada rapat tersebut mencapai 94,4%. Agak turun dibandingkan sebelumnya yang sempat di kisaran 98-99%, tetapi masih sangat besar. Hampir pasti. 

Kenaikan suku bunga acuan akan membuat berinvestasi di dolar AS dan instrumen berbasis mata uang ini (terutama yang berpendapatan tetap) menjadi kian manis. Pelaku pasar tentu akan berkerumun di sekitar dolar AS saat terjadi kenaikan suku bunga, sehingga nilai mata uang ini naik atau semakin mahal. 

Selain itu, investor juga perlu mewaspadai imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang terus naik. Sejak akhir pekan lalu, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 7,23 basis poin, cukup signifikan. 

Kenaikan yield obligasi dalam satu titik akan menjadi faktor bullish bagi dolar AS. Sebab, yield yang tinggi akan memancing investor untuk kembali mengoleksi obligasi pemerintah AS dengan harapan mendapat cuan yang lebih. Arus modal yang mengalir ke Negeri Paman Sam tentu akan membuat dolar AS kembali perkasa. 

Untuk saat ini, rupiah dan mata uang Asia bisa menikmati kedigdayaan di hadapan greenback. Meski begitu, kewaspadaan tetap harus dijaga karena dolar AS bisa bangkit kapan saja.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular