
Analisis Teknikal
Diselimuti Sentimen Negatif, Mampukah IHSG ke Zona Hijau?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
18 September 2018 08:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Selasa (18/9/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, dengan perkiraan rentang perdagangannya antara 5.771 hingga 5.849.
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan hasil analisis secara teknikal dan perkembangan pasar. Dimulai dengan terbentuknya grafik berpola awan hitam penutup (bearish engulfing) yang memberikan sinyal melemah pada perdagangan selanjutnya.
Saat ini IHSG terlihat memasuki tekanan jangka pendeknya, menyusul tertembusnya garis rerata pergerakan harga (moving average/MA) selama 5 hari (MA 5), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin mengumumkan bahwa neraca perdagangan Indonesia diumumkan mengalami defisit sebesar US$1,02 miliar, periode Agustus 2018.
Sementara itu dari luar negeri, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi perhatian pasar. Trump mengatakan ia sangat menghormati Presiden China Xi Jinping namun defisit dagang AS terlalu besar.
"Kita tidak dapat membiarkannya lagi," kata Trump.
Hal ini memantik indeks bursa utama AS menjadi terkoreksi di antaranya: Indeks Dow Jones (-0,35%), S&P 500 (-0,56%) dan NASDAQ (-1,43%).
Kemarin, IHSG mengawali perdagangan dengan penurunan 23 poin (-0,39%), kemudian pelemahannya bertambah hingga ditutup turun 107 poin (-1,81%) pada level 5.823 setelah BPS mengumumkan defisit neraca perdagangan.
Selanjutnya pada sesi II, indeks cenderung bergerak flat antara 5.811-5.830. Pelaku pasar terlihat telah menyerap informasi yang ada, sehingga indeks dianggap sudah turun terlalu dalam pada sesi sebelumnya.
Akhirnya, IHSG ditutup pada zona merah, dengan terkoreksi 107 poin (-1,8%), diselimuti semua sektor yang memerah. Namun, sektor keuanganlah yang menyumbang pelemahan paling besar yakni 27 poin, disusul konsumer dengan 23 poin.
Nilai transaksi perdagangannya kemarin tidak terlalu mencapai Rp 4,8 triliun. Terlihat beberapa pelaku pasar wait and see menyusul kondisi perekonomian global yang masih belum kondusif karena pasar masih menanti pertemuan anatara AS dan China.
Namun di sisi lain, Donald Trump masih berapi-api mengumumkan akan mengenakan tarif awal 10% terhadap produk China senilai US$200 miliar dan dikatakan akan berlanjut 25% pada akhir tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saat ini IHSG terlihat memasuki tekanan jangka pendeknya, menyusul tertembusnya garis rerata pergerakan harga (moving average/MA) selama 5 hari (MA 5), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga.
Sementara itu dari luar negeri, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi perhatian pasar. Trump mengatakan ia sangat menghormati Presiden China Xi Jinping namun defisit dagang AS terlalu besar.
"Kita tidak dapat membiarkannya lagi," kata Trump.
Hal ini memantik indeks bursa utama AS menjadi terkoreksi di antaranya: Indeks Dow Jones (-0,35%), S&P 500 (-0,56%) dan NASDAQ (-1,43%).
![]() |
Selanjutnya pada sesi II, indeks cenderung bergerak flat antara 5.811-5.830. Pelaku pasar terlihat telah menyerap informasi yang ada, sehingga indeks dianggap sudah turun terlalu dalam pada sesi sebelumnya.
Akhirnya, IHSG ditutup pada zona merah, dengan terkoreksi 107 poin (-1,8%), diselimuti semua sektor yang memerah. Namun, sektor keuanganlah yang menyumbang pelemahan paling besar yakni 27 poin, disusul konsumer dengan 23 poin.
Nilai transaksi perdagangannya kemarin tidak terlalu mencapai Rp 4,8 triliun. Terlihat beberapa pelaku pasar wait and see menyusul kondisi perekonomian global yang masih belum kondusif karena pasar masih menanti pertemuan anatara AS dan China.
Namun di sisi lain, Donald Trump masih berapi-api mengumumkan akan mengenakan tarif awal 10% terhadap produk China senilai US$200 miliar dan dikatakan akan berlanjut 25% pada akhir tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular