
Fokus Investor
IHSG Anjlok di Awal Pekan, Aksi Emiten Ini Layak Disimak
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
18 September 2018 07:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,8% ke level 5.824,26 poin pada perdagangan kemarin Senin (17/9/18).
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,89 triliun dengan volume sebanyak 7,4 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 375.018 kali.
Sentimen eksternal menjadi sahlah satu pemicu anjloknya bursa dalam negeri akibat perang dagang Amerika Serikat dan Cina yang segera masuk tahap baru. Presiden AS Donald Trump dikabarkan bisa mengumumkan bea masuk baru terhadap produk-produk impor asal China senilai US$200 miliar (Rp 2.961 triliun) pada minggu ini, kata seorang pejabat senior kepada CNBC International pada hari Minggu (16/9/2018).
Dari dalam negeri, defisit neraca dagang yang jauh lebih tinggi dari ekspektasi ikut membuat IHSG babak belur. Sepanjang Agustus, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor tumbuh sebesar 4,15% YoY, jauh di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 10,1% YoY.
Sementara itu, impor tumbuh sebesar 24,65% YoY, sedikit di bawah ekspektasi yang sebesar 25% YoY. Lantas, defisit neraca dagang adalah sebesar US$1 miliar, jauh lebih tinggi dari konsensus yang sebesar US$645 juta.
Sementara itu, berbagai aksi dan pergerakan berbagai emiten terjadi pada periode tersebut. Berikut beberapa aksi emiten yang terjadi pada awal pekan kemairin yang dirangkum oleh CNBC Indonesia, Selasa (18/9/18).
1. Tambah Kepemilikan Saham, Sinar Mas Suntik Anak UsahaPT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) melakukan penambahan modal pada anak usahanya PT Sinar Mas Multifinance (SMF) senilai Rp 40 miliar.
Menurut informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan peningkatan modal tersebut maka jumlah saham yang dimiliki perseroan pada anak usahanya tersebut meningkat dari sebelumnya 1,14 juta unit saham menjadi 1,18 juta unit saham.
2. Cikarang Listrikindo Akan Buyback Saham Rp 295,55 MPT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak-banyaknya 2% atau 321,74 juta lembar saham dari seluruh modal dan disetor penuh milik perseroan.
Menurut informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), perkiraan transaksi dalam aksi tersebut diperkirakan senilai US$ 20 juta atau setara dengan Rp 295,88 miliar (kurs Rp 14.794).
3. BEI Suspensi Saham yang Tak Bayar Listing FeeSejumlah emiten kembali mangkir dalam memenuhi aturan pencatatan yang sudah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Karena tak membayarkan angsuran IV ALF yang masa bayarnya sudaha berakhir pada 15 September lalu, bursa terpaksa melakukan penghentian perdagangan saham sementara (suspensi) kepada emiten berikut:
1. PT Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK) - suspensi di seluruh pasar
2. PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) - suspensi di seluruh pasar
Adapun satu emiten lainnya yang juga belum membayarkan biaya yang sama yakni PT Steady Safe Tbk (SAFE) saat ini sahamnya masih bisa diperdagangkan di seluruh pasar.
4. Harga Saham BGTG & BBHI Terbang, Jadi Diakusisi BCA?Harga saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) dan PT Bank Harda International Tbk (BBHI) meroket tinggi pada perdagangan sesi II kemarin Senin (17/9/18). Harga saham BGTG naik hingga 25,58% ke level Rp 100/saham, sedangkan pada saat yang sama, saham BBHI melonjak 15,09% atau 24 poin ke level harga Rp 183/saham.
Sebelumnya saham BGTG yang masuk kategori bank BUKU 2 dan BBHI yang merupakan bank BUKU 1 ini dikaitkan dengan perbankan yang akan diakuisisi oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dalam waktu dekat.
Berdasarkan harga Logam Mulia (LM) di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia kemarin Senin (17/9//18), harga tiap batang emas Antam ukuran 100 gram turun menjadi Rp 60,93 juta per batang dari harga kemarin Rp 61,53 juta per batang.
6. Harga Melesat 34,72%, Perdana Karya Kena Auto Rejection AtasHarga saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) menyentuh batas perdagangan saham (auto rejection) atas yakni (+34,72%) ke level Rp 194/saham.
Tercatat volume perdagangan sebanyak 85,82 juta unit saham senilai Rp 15,66 miliar. Selama sepekan terakhir, harga saham perseroan telah meningkat 97,96%.
7. Ulangi IPO, Valuasi Duck King Lebih Murah Rp 505/SahamPT Jaya Bersama Indo Tbk, pemilik restoran The Duck King Group, kembali menawarkan saham perusahaannya. Setelah sempat menggelar paparan publik pada Mei tahun ini dan kemudian menunda prosesnya, perseroan kembali menawarkan sahamnya kepada publik.
Dalam penawaran kali ini, perseroan sudah menetapkan harga Rp 505 dengan menawarkan 513,33 juta (40%) saham. Dengan harga itu, perseroan berpotensi mendapatkan dana segar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp 259,23 miliar.
(prm) Next Article Lagi, BEI Suspensi Saham yang Tak Bayar Listing Fee
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,89 triliun dengan volume sebanyak 7,4 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 375.018 kali.
Sentimen eksternal menjadi sahlah satu pemicu anjloknya bursa dalam negeri akibat perang dagang Amerika Serikat dan Cina yang segera masuk tahap baru. Presiden AS Donald Trump dikabarkan bisa mengumumkan bea masuk baru terhadap produk-produk impor asal China senilai US$200 miliar (Rp 2.961 triliun) pada minggu ini, kata seorang pejabat senior kepada CNBC International pada hari Minggu (16/9/2018).
Dari dalam negeri, defisit neraca dagang yang jauh lebih tinggi dari ekspektasi ikut membuat IHSG babak belur. Sepanjang Agustus, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor tumbuh sebesar 4,15% YoY, jauh di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 10,1% YoY.
Sementara itu, berbagai aksi dan pergerakan berbagai emiten terjadi pada periode tersebut. Berikut beberapa aksi emiten yang terjadi pada awal pekan kemairin yang dirangkum oleh CNBC Indonesia, Selasa (18/9/18).
1. Tambah Kepemilikan Saham, Sinar Mas Suntik Anak Usaha
Menurut informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan peningkatan modal tersebut maka jumlah saham yang dimiliki perseroan pada anak usahanya tersebut meningkat dari sebelumnya 1,14 juta unit saham menjadi 1,18 juta unit saham.
2. Cikarang Listrikindo Akan Buyback Saham Rp 295,55 M
Menurut informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), perkiraan transaksi dalam aksi tersebut diperkirakan senilai US$ 20 juta atau setara dengan Rp 295,88 miliar (kurs Rp 14.794).
3. BEI Suspensi Saham yang Tak Bayar Listing Fee
Karena tak membayarkan angsuran IV ALF yang masa bayarnya sudaha berakhir pada 15 September lalu, bursa terpaksa melakukan penghentian perdagangan saham sementara (suspensi) kepada emiten berikut:
1. PT Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK) - suspensi di seluruh pasar
2. PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) - suspensi di seluruh pasar
Adapun satu emiten lainnya yang juga belum membayarkan biaya yang sama yakni PT Steady Safe Tbk (SAFE) saat ini sahamnya masih bisa diperdagangkan di seluruh pasar.
4. Harga Saham BGTG & BBHI Terbang, Jadi Diakusisi BCA?
Sebelumnya saham BGTG yang masuk kategori bank BUKU 2 dan BBHI yang merupakan bank BUKU 1 ini dikaitkan dengan perbankan yang akan diakuisisi oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dalam waktu dekat.
5. Pasar Investasi Kondusif Pekan Lalu, Harga Emas Antam Turun
Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun hampir 1% per gram hari ini dari posisi pekan lalu, tepatnya Rp 6.050 (0,98%) menjadi Rp 609.330 per gram dari sebelumnya Rp 615.380 per gram.Berdasarkan harga Logam Mulia (LM) di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia kemarin Senin (17/9//18), harga tiap batang emas Antam ukuran 100 gram turun menjadi Rp 60,93 juta per batang dari harga kemarin Rp 61,53 juta per batang.
6. Harga Melesat 34,72%, Perdana Karya Kena Auto Rejection Atas
Tercatat volume perdagangan sebanyak 85,82 juta unit saham senilai Rp 15,66 miliar. Selama sepekan terakhir, harga saham perseroan telah meningkat 97,96%.
7. Ulangi IPO, Valuasi Duck King Lebih Murah Rp 505/Saham
Dalam penawaran kali ini, perseroan sudah menetapkan harga Rp 505 dengan menawarkan 513,33 juta (40%) saham. Dengan harga itu, perseroan berpotensi mendapatkan dana segar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp 259,23 miliar.
(prm) Next Article Lagi, BEI Suspensi Saham yang Tak Bayar Listing Fee
Most Popular