
IHSG Anjlok 1%, Faktor Eksternal Hingga Rupiah Pemicunya
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
17 September 2018 11:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan catatan negatif atau turun pada perdagangan sesi I hari ini.
IHSG terkoreksi hingga 1,21% atau 72 poin ke level 5.858, dengan volume perdagangan sebanyak 3,83 miliar unit saham senilai Rp 2,02 triliun.
Analis dari Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan pelemahan IHSG yang terjadi hari ini adalah koreksi wajar terhadap kenaikan IHSG sepekan lalu yang telah melaju signifikan.
Menurutnya, beberapa sentimen yang menjadi faktor penggerak IHSG tersebut diantaranya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang bergerak melemah hari ini.
Pada pukul 09:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.845 saat pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,3% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina juga berpotensi memanas kembali. Namun tidak perlu panik melihat penurunan hari ini karena tidak disertai net sell investor asing dengan jumlah yang besar, sehingga artinya tidak ada unsur kepanikan," ungkap William kepada CNBC Indonesia, Senin (17/9/2018).
Sedangkan analis dari Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan bahwa rilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini bisa menjadi penggerak dan sentimen lainnya terhadap pergerakan IHSG.
Dengan nilai ekspor yang tumbuh namun dibawah ekspektasi saat ini, maka yang bisa ditunggu oleh para pelaku pasar yakni hanya sentimen positif dari global.
"Faktor terkait penurunan kinerja ekspor ini kan karena dipengaruhi ketidakpastian global dan menyebabkan negara-negara ini cenderung menerapkan kebijakan biaya impor ya. Lantas mungkin hal ini akan dicermati oleh pemerintah untuk melihat potensi ekspor ke negara-negara tertentu," tambah Nafan.
(roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
IHSG terkoreksi hingga 1,21% atau 72 poin ke level 5.858, dengan volume perdagangan sebanyak 3,83 miliar unit saham senilai Rp 2,02 triliun.
Pada pukul 09:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.845 saat pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,3% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina juga berpotensi memanas kembali. Namun tidak perlu panik melihat penurunan hari ini karena tidak disertai net sell investor asing dengan jumlah yang besar, sehingga artinya tidak ada unsur kepanikan," ungkap William kepada CNBC Indonesia, Senin (17/9/2018).
Sedangkan analis dari Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan bahwa rilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini bisa menjadi penggerak dan sentimen lainnya terhadap pergerakan IHSG.
Dengan nilai ekspor yang tumbuh namun dibawah ekspektasi saat ini, maka yang bisa ditunggu oleh para pelaku pasar yakni hanya sentimen positif dari global.
"Faktor terkait penurunan kinerja ekspor ini kan karena dipengaruhi ketidakpastian global dan menyebabkan negara-negara ini cenderung menerapkan kebijakan biaya impor ya. Lantas mungkin hal ini akan dicermati oleh pemerintah untuk melihat potensi ekspor ke negara-negara tertentu," tambah Nafan.
(roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Most Popular