
Rupiah Terpuruk, IHSG Anjlok 1% Lebih
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 September 2018 10:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca dibuka melemah 0,39%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini telah anjlok sebesar 1,04% ke level 5.869,42. Tekanan jual yang sudah terjadi sejak perdagangan dimulai tak berhasil diredam, bahkan bertambah parah.
Rupiah yang semakin terpuruk membuat bursa saham kian ditinggalkan investor. Kini, rupiah sudah melemah sebesar 0,44% di pasar spot ke level Rp 14.865/dolar AS. Padahal pada pukul 09:00 WIB, pelemahan rupiah 'hanya' sebesar 0,3%.
Faktor eksternal dan domestik sama-sama membebani rupiah. Dari sisi eksternal, dolar AS perkasa seiring dengan positifnya rilis data ekonomi di Negeri Paman Sam. University of Michigan merilis data Indeks Keyakinan Konsumen periode September 2018 (preliminary) di angka 100,8, jauh di atas ekspektasi pasar yang sebesar 96,7. Sementara itu, produksi industri AS tumbuh sebesar 0,4% MoM pada Agustus 2018, mengungguli ekspektasi pasar yang sebesar 0,3% MoM.
Kuatnya rilis data tersebut membuat investor kian yakin bahwa the Federal Reserve akan mengerek suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini.
Namun, sejatinya faktor ini tak ampuh-ampuh amat dalam mendorong dolar AS perkasa. Pasalnya, melawan beberapa mata uang negara berkembang kawasan Asia lainnya, dolar AS justru melemah. Secara berturut-turut melawan baht, ringgit, dan rupee di pasar spot, dolar AS melemah sebesar 0,06%, 0,14%, dan 0,22%.
Faktor di dalam negeri lah yang membuat rupiah benar-benar keok melawan greenback. Neraca perdagangan yang diproyeksi masih mencatatkan defisit membuat investor melepas rupiah dan mengalihkannya menjadi dolar AS.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekspor pada Agustus adalah 10,1% YoY, sedangkan impor diproyeksi tumbuh 25% YoY. Akibatnya, neraca perdagangan diproyeksi mengalami defisit sebesar US$ 645 juta. Data ekspor-impor akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/wed) Next Article Pergerakan IHSG dan Rupiah Jelang Akhir Pekan
Rupiah yang semakin terpuruk membuat bursa saham kian ditinggalkan investor. Kini, rupiah sudah melemah sebesar 0,44% di pasar spot ke level Rp 14.865/dolar AS. Padahal pada pukul 09:00 WIB, pelemahan rupiah 'hanya' sebesar 0,3%.
Faktor eksternal dan domestik sama-sama membebani rupiah. Dari sisi eksternal, dolar AS perkasa seiring dengan positifnya rilis data ekonomi di Negeri Paman Sam. University of Michigan merilis data Indeks Keyakinan Konsumen periode September 2018 (preliminary) di angka 100,8, jauh di atas ekspektasi pasar yang sebesar 96,7. Sementara itu, produksi industri AS tumbuh sebesar 0,4% MoM pada Agustus 2018, mengungguli ekspektasi pasar yang sebesar 0,3% MoM.
Namun, sejatinya faktor ini tak ampuh-ampuh amat dalam mendorong dolar AS perkasa. Pasalnya, melawan beberapa mata uang negara berkembang kawasan Asia lainnya, dolar AS justru melemah. Secara berturut-turut melawan baht, ringgit, dan rupee di pasar spot, dolar AS melemah sebesar 0,06%, 0,14%, dan 0,22%.
Faktor di dalam negeri lah yang membuat rupiah benar-benar keok melawan greenback. Neraca perdagangan yang diproyeksi masih mencatatkan defisit membuat investor melepas rupiah dan mengalihkannya menjadi dolar AS.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekspor pada Agustus adalah 10,1% YoY, sedangkan impor diproyeksi tumbuh 25% YoY. Akibatnya, neraca perdagangan diproyeksi mengalami defisit sebesar US$ 645 juta. Data ekspor-impor akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/wed) Next Article Pergerakan IHSG dan Rupiah Jelang Akhir Pekan
Most Popular