
Perdagangan Agustus Diperkirakan tekor, Rupiah Dilibas Yuan
alfado agustio, CNBC Indonesia
17 September 2018 09:55

Jakarta, CNBC Indonesia- Jelang pengumuman neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018, Rupiah tertekan di hadapan mata uang global termasuk yuan. Proyeksi defisit perdagangan menyebabkan mata uang garuda lesu.
Pada Senin (17/9/2018), pukul 09:39 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.162,94. Rupiah melemah 0,41% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu.
Konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan, Indonesia akan mengalami defisit sebesar US$ 645 juta. Sementara, konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar US$ 680 juta.
Angka itu memang lebih kecil dibandingkan defisit yang didapat pada bulan Juli sebesar US$ 2,03 miliar. Namun, kinerja perdagangan yang masih defisit masih menumbuhkan pandangan negatif di mata investor.
Di pihak lain, kinerja perdagangan Negeri Tirai Bambu justru sebaliknya. Rilis data Otoritas Bea Cukai memperlihatkan China meraih surplus hingga US$ 27,91 miliar. Aliran devisa yang mengalir deras masuk ke Negeri Panda menjadi penilaian positif di mata investor.
Perekonomian China pun diperkirakan lebih tahan menghadapi risiko eksternal dibandingkan Indonesia.
Selain itu, pencapaian positif ini memperlihatkan friksi perang dagang yang dialami dengan Amerika Serikat (AS) tidak terlalu berpengaruh kinerja perdagangan negara tersebut. Hal itu ikut memberikan sentimen penguatan terhadap yuan di hadapan rupiah.
Di sisi lain, pelemahan yang ada menyebabkan harga jual yuan bertahan di atas Rp 2.200/yuan. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional terbesar hingga pukul 09:45 WIB:
Pada Senin (17/9/2018), pukul 09:39 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.162,94. Rupiah melemah 0,41% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu.
Angka itu memang lebih kecil dibandingkan defisit yang didapat pada bulan Juli sebesar US$ 2,03 miliar. Namun, kinerja perdagangan yang masih defisit masih menumbuhkan pandangan negatif di mata investor.
Di pihak lain, kinerja perdagangan Negeri Tirai Bambu justru sebaliknya. Rilis data Otoritas Bea Cukai memperlihatkan China meraih surplus hingga US$ 27,91 miliar. Aliran devisa yang mengalir deras masuk ke Negeri Panda menjadi penilaian positif di mata investor.
Perekonomian China pun diperkirakan lebih tahan menghadapi risiko eksternal dibandingkan Indonesia.
Selain itu, pencapaian positif ini memperlihatkan friksi perang dagang yang dialami dengan Amerika Serikat (AS) tidak terlalu berpengaruh kinerja perdagangan negara tersebut. Hal itu ikut memberikan sentimen penguatan terhadap yuan di hadapan rupiah.
Di sisi lain, pelemahan yang ada menyebabkan harga jual yuan bertahan di atas Rp 2.200/yuan. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional terbesar hingga pukul 09:45 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.059,00 | Rp 2.211,00 |
Bank BRI | Rp 2.084,66 | Rp 2.237,66 |
Bank BCA | Rp 2.080,00 | Rp 2.208,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Most Popular