
Survei BI: Terjadi Deflasi di September 2018
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 September 2018 13:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada minggu pertama September menunjukkan deflasi secara month to month (mtm) berada di 0,04%.
Hal tersebut dikemukakan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat ditemui media di kompleks bank sentral, Jumat (14/9/2018). Dody mengatakan, terjadi penurunan beberapa harga komoditas di awal bulan ini.
"Minggu pertama, inflasi -0,04%. Jadi deflasi 0,04%," ungkap Dody saat berbincang dengan media.
Dody mengungkapkan, beberapa harga komoditas pangan yang turun antara lain cabai dan bawang. Kedua komoditas tersebut, menyumbang deflasi terbesar pada awal September 2018.
"Data komoditi pangan turun seperti cabai dan bawang," tegasnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2018. Terjadi deflasi pada Agustus 2018 sebesar 0,05%.
Lantas, apa yang menjadi penyebab terjadinya deflasi selama Agustus 2018?
Berdasarkan data otoritas statistik, deflasi Agustus disebabkan oleh sejumlah komponen antara lain kelompok bahan makanan, sandang, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Berikut komponen yang menyumbang deflasi selama Agustus 2018 :
• Kelompok Bahan Makanan
• Telur Ayam deflasi 0,24%. Penurunan harga terjadi di 62 kota IHK
• Bawang merah deflasi 0,05%. Penurunan harga terjadi di 75 kota IHK
• Daging ayam, cabai merah, cabai rawit deflasi 0,05%.
• Kentang, tomat sayur, jeruk, bawang putih deflasi 0,01%.
Kelompok Sandang
• Kelompok ini mencetak deflasi 0,07%. Penurunan harga emas perhiasaan di 69 kota IHK menjadi salah satu penyebabnya, dengan deflasi sebesar 0,01%.
Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
• Kelompok ini menyumbang deflasi sebesa 0,02%, yang sebagian besarnya disumbang dari penurunan tarif angkutan udara.
(dru/dru) Next Article Inflasi Bisa Meroket Akibat 'Burden Sharing' BI & Pemerintah?
Hal tersebut dikemukakan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat ditemui media di kompleks bank sentral, Jumat (14/9/2018). Dody mengatakan, terjadi penurunan beberapa harga komoditas di awal bulan ini.
"Minggu pertama, inflasi -0,04%. Jadi deflasi 0,04%," ungkap Dody saat berbincang dengan media.
![]() |
Dody mengungkapkan, beberapa harga komoditas pangan yang turun antara lain cabai dan bawang. Kedua komoditas tersebut, menyumbang deflasi terbesar pada awal September 2018.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2018. Terjadi deflasi pada Agustus 2018 sebesar 0,05%.
Lantas, apa yang menjadi penyebab terjadinya deflasi selama Agustus 2018?
Berdasarkan data otoritas statistik, deflasi Agustus disebabkan oleh sejumlah komponen antara lain kelompok bahan makanan, sandang, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Berikut komponen yang menyumbang deflasi selama Agustus 2018 :
• Kelompok Bahan Makanan
• Telur Ayam deflasi 0,24%. Penurunan harga terjadi di 62 kota IHK
• Bawang merah deflasi 0,05%. Penurunan harga terjadi di 75 kota IHK
• Daging ayam, cabai merah, cabai rawit deflasi 0,05%.
• Kentang, tomat sayur, jeruk, bawang putih deflasi 0,01%.
Kelompok Sandang
• Kelompok ini mencetak deflasi 0,07%. Penurunan harga emas perhiasaan di 69 kota IHK menjadi salah satu penyebabnya, dengan deflasi sebesar 0,01%.
Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
• Kelompok ini menyumbang deflasi sebesa 0,02%, yang sebagian besarnya disumbang dari penurunan tarif angkutan udara.
(dru/dru) Next Article Inflasi Bisa Meroket Akibat 'Burden Sharing' BI & Pemerintah?
Most Popular