
Analisis Teknikal
IHSG Bergerak Variatif dengan Kecenderungan Melemah
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
13 September 2018 08:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Kamis (13/9/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan menurun di rentang perdagangan antara 5.758 hingga 5.857.
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan hasil analisis secara teknikal dan perkembangan pasar. Dimulai dengan terbentuknya grafik berpola bayangan koreksi (bearish engulfing) yang memberikan sinyal koreksi atau turun.
Pola tersebut terbentuk karena dominasi para penjual (seller) di bursa pada sesi II, awalnya sesi I indeks bergerak di zona hijau. Namun karena sentimen negatif di pasar cukup kuat, pasar berubah menjadi bearish.
Indeks digambarkan cenderung menjuju pelemahan berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) karena posisinya pada persilangan turun (dead cross).
Adapun dari perkembangan pasar, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan tingkat bunga penjaminan umtuk simpanan rupiah di bank umum 25% bps menjadi 6,5%.
Simpanan valuta asing di bank umum naik sebesar 50 bps menjadi 2%. Adapun tingkat bunga penjaminan rupiah di bank perkreditan rakyat (BPR) naik 25 bps menjadi 9%.
Pada perdagangan kemarin, IHSG dibuka dengan penguatan 8 poin (+0,14%), yang kemudian berlanjut karena didorong indeks sektor konsumer yang menguat. Sesi I pun ditutup dengan kenaikan 21 poin (-0,37%) ke level 5.852.
Namun memasuki sesi II, kekuatannya berkurang dan cenderung terjerumus ke zona negatif setelah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengumumkan kenaikan LPS rate. Pada pukul 14:03 indeks mulai memasuki zona merah dan cenderung melemah.
Posisi terlemah IHSG terjadi pada pasca penutupan pukul 16:15, yang sekaligus merupakan level penutupannya kemarin, dengan penurunan 32 poin (-0,56%) ke level 5.796. Nilai transaksinya mencapai Rp 7,2 triliun.
Investor asing kembali membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 498 miliar, jauh lebih besar dibandingkan net sell pada perdagangan Senin yang mencapai Rp 78 miliar di pasar reguler.
Mengutip data bursa Amerika Serikat (AS), bursa AS ditutup bervariasi di antaranya: Indeks Dow Jones (+0,11%), S&P 500 (+0,04%) dan NASDAQ (-0,23%). Demikian juga bursa utama Asia di mana Nikkei menguat 1,06%, Kospi naik 0,34%, tetapi ASX melemah 0,28%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pola tersebut terbentuk karena dominasi para penjual (seller) di bursa pada sesi II, awalnya sesi I indeks bergerak di zona hijau. Namun karena sentimen negatif di pasar cukup kuat, pasar berubah menjadi bearish.
Adapun dari perkembangan pasar, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan tingkat bunga penjaminan umtuk simpanan rupiah di bank umum 25% bps menjadi 6,5%.
Simpanan valuta asing di bank umum naik sebesar 50 bps menjadi 2%. Adapun tingkat bunga penjaminan rupiah di bank perkreditan rakyat (BPR) naik 25 bps menjadi 9%.
![]() |
Namun memasuki sesi II, kekuatannya berkurang dan cenderung terjerumus ke zona negatif setelah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengumumkan kenaikan LPS rate. Pada pukul 14:03 indeks mulai memasuki zona merah dan cenderung melemah.
Posisi terlemah IHSG terjadi pada pasca penutupan pukul 16:15, yang sekaligus merupakan level penutupannya kemarin, dengan penurunan 32 poin (-0,56%) ke level 5.796. Nilai transaksinya mencapai Rp 7,2 triliun.
Investor asing kembali membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 498 miliar, jauh lebih besar dibandingkan net sell pada perdagangan Senin yang mencapai Rp 78 miliar di pasar reguler.
Mengutip data bursa Amerika Serikat (AS), bursa AS ditutup bervariasi di antaranya: Indeks Dow Jones (+0,11%), S&P 500 (+0,04%) dan NASDAQ (-0,23%). Demikian juga bursa utama Asia di mana Nikkei menguat 1,06%, Kospi naik 0,34%, tetapi ASX melemah 0,28%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular