Harga Batu Bara Naik, Renuka Coalindo Masih Merugi

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 September 2018 14:42
Renuka Coalindo merupakan perusahaan tambang batu bara.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) masih belum memuaskan pada kuartal-II 2018 karena masih membukukan kerugian senilai US$ 58.545 (Rp 848,90 juta, kurs Rp 14.500/US$). Jumlah kerugian tersebut naik dari rugi di periode yang sama di tahun sebelumnya dengan kerugian sebesar US$ 57.846 (836,76 juta).

Pada periode April hingga Juni 2018 ini perusahaan sudah berhasil mengantongi pendapatan senilai US$5.000 (Rp 72,50 juta). Sementara dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun lalu perusahaan tak berhasil mengantongi sepeserpun pendapatan.

Tahun lalu perusahaan menyebutkan tengah menunggu izin usaha pertambangan operasi produksi khusus (IUP OPK) yang ditargetkan bisa diperoleh akhir tahun. Setelah ijin diperoleh, perusahaan akan melakukan ekspor kepada pembeli utama dari batu bara yang diproduksi perseroan, yakni Grup Shree Renuka Sugars Limited, India.

Tahun lalu, perusahaan fokus dalam bisnis perdagangan batu bara setelah melakukan penjualan terhadap dua asetnya di Jambi Prima Coal dan Surya Global Makmur.

SQMI pernah mencapai angka penjualan batu bara tertinggi di angka 1,2 juta ton pada tahun 2012. Namun sayangnya ketika harga komoditas batu bara mengalami penurunan, perusahaan merugi dan memutuskan untuk menjual aset tambangnya.

Hingga akhir Juni lalu perusahaan memiiliki total aset sebesar US$ 40.608. Tediri dari aset lancar sebesar US$ 38.942 dan aset tak lancar sebesar US$ 1.666.

Sementara, liabilitas perusahaan bernilai sebesar US$ 1,79 juta yang seluruhnya merupakan utang jangka pendek. Adapun di pertengahan tahun ini perusahaan masih mengalami defisiensi modal mencapai US$ 1,75 juta.
(hps) Next Article Renuka Coalindo Targetkan Rights Issue Rampung Februari 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular