Asumsi Kurs Rupiah di APBN 2019 Bisa Berubah

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 September 2018 13:44
Foto: Sri Mulyani di Istana Negara (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memanggil pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk meminta penjelasan terkait dengan asumsi makro dalam RAPBN 2019.

Salah satu yang menjadi topik pembahasan, adalah asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang dipatok di level Rp 14.400/US$. Dalam rapat kerja kali ini, ada kemungkinan asumsi nilai tukar bakal diubah dari yang sudah ditetapkan.

"Ini perlu dibahas untuk mendapatkan angka kredibel yang mencerminkan dinamika yang terjadi agar ada confidence bagi APBN kita," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Senin (10/9/2018).

"Tentu domain kurs ada di BI, namun diperlukan penghitungan konsekuensi nilai tukar dari sisi postur penerimaan dan belanja negara," ungkap Sri Mulyani.
Asumsi Kurs Rupiah di APBN 2019 Bisa BerubahFoto: konferensi pers Kebijakan pemerintah dalam rangka pengendalian Defisit Neraca Transaksi Berjalan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)


Apa yang menjadi alasan Sri Mulyani bersama DPR sepakat meninjau ulang kurs rupiah?

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, rata-rata nilai tukar rupiah sejak awal tahun hingga 7 September 2018 mencapai Rp 13.977/US$. Sementara asumsi makro nilai tukar yang ditetapkan dalam APBN 2018 berada di level Rp 13.400/US$.

"Namun dengan adanya kondisi global yang disampaikan, dari sisi trade war, normalisasi kebijakan moneter AS, dan tentu saja capital inflow terutama di negara emerging," katanya.

"Ada masalah global trade war, maka negara berkembang alami kondisi di mana capital inflow berkurang. Indonesia, tak terkecuali," kata bekas direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Sri Mulyani memperkirakan, kondisi ini bakal terus berlangsung hingga tahun depan. Maka dari itu, pemerintah bersama DPR sebagai mitra merasa perlu menindaklanjuti asumsi kurs tahun depan.

"Kami memasukkan Rp 14.400/US$, meskipun sampai September rata-rata kurs masih di bawah Rp 14.000/US$. Kami lihat trend, bisa lebih tinggi. Ini yang perlu dibahas," tegasnya.


(dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular