
Dampak Rupiah Melemah ke APBN: Penerimaan Moncer
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 September 2018 12:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukarĀ rupiah terhadap dolar AS masih bergerak di kisaran Rp 14.800/US$. Sejak awal tahun hingga saat ini, mata uang Garuda masih bertahan di atas asumsi dalam APBN 2018.
Adapun rata-rata nilai tukar rupiah sejak awal tahun hingga 7 September 2018 mencapai Rp 13.977/US$. Sementara asumsi makro nilai tukar yang ditetapkan berada di level Rp 13.400/US$.
Lantas, bagaimana dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap APBN?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak memungkiri pelemahan rupiah akan menambah penerimaan negara maupun belanja pemerintah. Setiap depresiasi nilai tukar Rp 100/US$, maka kedua postur APBN itu bertambah.
"Setiap Rp 100/US$, memengaruhi kenaikan penerimaan Rp 4,7 triliun, dan belanja naik Rp 3,1 triliun," ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (10/9/2018).
Meski demikian, depresiasi nilai tukar juga memberikan pengaruh negatif kepada pelaksanaan APBN. Ketika rupiah mengalami depresiasi, maka belanja bunga utang akan meningkat.
"Terutama yang utang dari luar negeri. Dari yield SPN juga meningkat, maka ongkos berutang menjadi lebih tinggi. Ini yang kami sampaikan, dengan suku bunga yang relatif lebih mahal, kita akan hati-hati," katanya.
"Maka arah APBN 2019 adalah menjaga defisit lebih rendah, karena trend beban bunga utang akan meningkat," tambah mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Adapun rata-rata nilai tukar rupiah sejak awal tahun hingga 7 September 2018 mencapai Rp 13.977/US$. Sementara asumsi makro nilai tukar yang ditetapkan berada di level Rp 13.400/US$.
Lantas, bagaimana dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap APBN?
![]() |
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak memungkiri pelemahan rupiah akan menambah penerimaan negara maupun belanja pemerintah. Setiap depresiasi nilai tukar Rp 100/US$, maka kedua postur APBN itu bertambah.
"Terutama yang utang dari luar negeri. Dari yield SPN juga meningkat, maka ongkos berutang menjadi lebih tinggi. Ini yang kami sampaikan, dengan suku bunga yang relatif lebih mahal, kita akan hati-hati," katanya.
"Maka arah APBN 2019 adalah menjaga defisit lebih rendah, karena trend beban bunga utang akan meningkat," tambah mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Most Popular