Aura Kenaikan Bunga dan Perang Dagang Bikin Dolar AS Menggila

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 September 2018 12:38
Perang Dagang Memanas, Investor Lari ke Dolar AS
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari sisi eksternal, akhir pekan lalu Presiden AS Donald Trump menegaskan siap menerapkan bea masuk baru bagi impor produk made in China senilai US$ 200 miliar. Setelah itu, akan ada bea masuk tambahan lagi bagi impor senilai US$ 267 miliar. 

"(Bea masuk) US$ 200 miliar yang dibicarakan itu bisa diterapkan sesegera mungkin, tergantung China. Saya benci mengatakan ini, tetapi setelah itu ada (bea masuk untuk importasi) US$ 267 miliar yang siap diterapkan kalau saya mau," tegas Trump akhir pekan lalu, dikutip dari Reuters. 

Sejauh ini belum ada respons dari Beijing. Namun jika Negeri Tirai Bambu merespons keras, apalagi menyiapkan langkah balas dendam, maka suhu perang dagang akan kembali memanas. 

AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di planet bumi. Ketika mereka terlibat friksi, dampaknya adalah arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia akan terhambat. 

Saat perekonomian dunia melambat, maka investor akan dipaksa bermain aman, tidak mau mengambil aset-aset berisiko apalagi di negara berkembang. Dalam situasi sepert ini aset aman (safe haven) menjadi buruan, misalnya yen dan dolar AS. 

Arus modal yang menghindari Indonesia terlihat dari aksi jual bersih yang dilakukan investor asing di pasar saham yang mencapai Rp 89,17 miliar. Ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,55%. 

Keperkasaan dolar AS membuat rupiah tidak berdaya. Apabila pelemahan ini bertahan sampai penutupan pasar, maka akan memutus penguatan yang terjadi dalam 2 hari perdagangan terakhir. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular